Breaking News

INTERNASIONAL Arab Saudi Akan Eksekusi Mati Tiga Ulama Moderat Setelah Ramadan 25 May 2019 11:16

Article image
Kiri ke kanan: Salman al-Odah, Awad al-Qarni dan Ali al-Omari akan dieksekusi setelah Ramadan. (Foto: Tempo.co)
Menurut Amnesty International, Arab Saudi adalah eksekutor tertinggi di dunia, memenggal sedikitnya 100 orang pada tahun 2017.

RIYADH, IndonesiaSatu.co -- Arab Saudi dikabarkan akan mengeksekusi mati tiga ulama usai Hari Raya Idul Fitri. Para ulama yang segera diekseksi kabarnya tidak berasal dari golongan garis keras melainkan karena termasuk ulama moderat yang tidak sepaham dengan kebijakan kerajaan.

Meskipun demikian, tiga ulama moderat Sunni didakwa dengan berbagai macam tuduhan terorisme.

Seperti dikutip dari Tempo.co (25/5/2019), dua sumber pemerintah Saudi dan seorang kerabat salah satu terdakwa secara independen mengkonfirmasi rencana eksekusi ketiga orang itu, yang saat ini sedang menunggu persidangan di Pengadilan Khusus Kriminal di Riyadh. Sidang ditetapkan pada 1 Mei 2019, tetapi ditunda tanpa menetapkan tanggal lebih lanjut.

"Mereka tidak akan menunggu untuk dieksekusi ketika hukuman mati telah ditetapkan," kata sumber pemerintahan Saudi, dikutip dari laporan eksklusif Middle East Eye, 24 Maret 2019. 

Menurut Amnesty International, Arab Saudi adalah eksekutor tertinggi di dunia, memenggal sedikitnya 100 orang pada tahun 2017.

Ketiga ulama ini memiliki banyak pengikut di dunia maya, seperti akun twitter Odah Arabic mempunyai 13,4 juta pengikut dengan tagar #freesalmanalodah.

Mereka juga dianggap membangkang terhadap kebijakan pemerintah Saudi. Pandangan mereka juga dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas negara Arab.

Menurut pejabat Saudi lainnya, sebelumnya pemerintah telah melakukan eksekusi 37 terpidana mati yang kebanyakan aktivis Syiah pada April kemarin.

"Ketika mereka melihat reaksi internasional yang sangat sedikit, mereka memutuskan untuk melanjutkan rencana mereka untuk mengeksekusi," katanya.

  1. Salman al-Odah

Odah merupakan ulama terkenal di kancah internasional karena pandangannya yang relatif progresif pada dunia Islam tentang syariah dan homoseksual.

Odah ditangkap pada September 2017 tak lama setelah kicauan doa di twitter untuk rekonsiliasi antara Arab Saudi dan tetangganya Qatar, tiga bulan setelah Riyadh meluncurkan blokade pada Qatar.

"Odah akan dieksekusi bukan karena dia ekstremis. Itu karena dia seorang moderat. Itu sebabnya mereka menganggapnya sebagai ancaman," kata mendiang jurnalis Jamal Khashoggi.

Dia juga sering mengkritik capaian pemerintah Arab Saudi dan juga banyak menerima tuduhan seperti berafiliasi dengan teroris dan keluarga kerajaan Qatar.

Pada Juni 2018, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar, menuduhnya mendukung terorisme. Mereka juga menutup rute darat, laut dan udara menuju ke sana dan mengusir warga Qatar.

  1. Awad al-Qarni

Qarni merupakan ulama beraliran Sunni sekaligus penulis yang juga terkenal di kalangan pemuda Saudi dan Arab.

Dia mempunyai banyak pengikut di Twitter mencapai 2,2 juta dan Facebook sampai 130 ribu pengikut.

Dia ditangkap pada September 2017, karena tidak mendukung kebijakan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman terhadap Qatar.

Qarni saat ini sudah dijatuhi hukuman mati, tetapi hingga saat ini tanggal eksekusinya belum diumumkan.

  1. Ali al-Omari

Ali al-Omari, 45 tahun, adalah tokoh publik dan ulama Saudi yang terkenal yang acara TV-nya menyerukan lebih banyak hak bagi perempuan dan berkampanye melawan ekstremisme dan kekerasan. Penampilannya di TV dan media sosial, terutama di Snapchat, telah membuatnya mendapat banyak pengikut di kalangan pemuda Muslim di seluruh dunia Arab.

Dia juga anggota Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional yang telah dicap sebagai organisasi teroris oleh Arab Saudi.

Dia ditangkap pada September 2017 bersama dua ulama lainnya. Salah satu tuduhan adalah "membentuk organisasi pemuda untuk melaksanakan tujuan kelompok teroris di dalam Kerajaan".

Omari juga dianggap tidak mendukung kebijakan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman terhadap negara Qatar.

Tanggal putusan akhir belum diumumkan, karena sifat persidangan yang bersifat rahasia.

Eksekusi mati Arab Saudi paling sering dilakukan dengan memenggal kepala, setelah keputusan tersebut disahkan oleh Raja Salman bin Abdulaziz.

--- Simon Leya

Komentar