Breaking News

INTERNASIONAL AS Kurangi Beberapa Dosis Vaksin Moderna untuk Mempercepat Vaksinasi 04 Jan 2021 10:51

Article image
Ilustrasi vaksin Moderna. (Foto: ABC News)
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan telah memberikan 4.225.756 dosis pertama vaksin Covid-19 di negara itu pada Sabtu pagi dan mendistribusikan 13.071.925 dosis.

WASHINGTON, IndoesiaSatu.co -- Pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk memberikan setengah dosis vaksin Covid-19 Moderna kepada beberapa orang untuk mempercepat vaksinasi, kata seorang pejabat federal pada hari Minggu (3/1/2021).

Moncef Slaoui, Kepala Operation Warp Speed, Program Vaksin Federal, mengatakan kepada CBS dalam acara “Face the Nation” bahwa para pejabat sedang berbicara dengan Moderna dan Food and Drug Administration tentang gagasan tersebut. Vaksin Moderna membutuhkan dua suntikan.

“Kami tahu bahwa untuk vaksin Moderna, memberikan setengah dari dosis kepada orang-orang yang berusia antara 18 dan 55, dua dosis, setengah dosis, yang berarti secara tepat mencapai tujuan imunisasi dua kali lipat jumlah orang dengan dosis yang kami miliki,” Kata Slaoui seperti dikutip Reuters.

“Kami tahu itu menginduksi respon imun yang identik” dengan dosis penuh, tambahnya.

Moderna dan FDA belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan telah memberikan 4.225.756 dosis pertama vaksin Covid-19 di negara itu pada Sabtu pagi dan mendistribusikan 13.071.925 dosis.

AS juga telah menyetujui vaksin dari Pfizer, yang seperti Moderna membutuhkan dua suntikan. Vaksinasi telah jauh dari target awal, karena para pejabat mengharapkan 20 juta orang divaksinasi pada akhir tahun 2020.

Slaoui mengaku optimistis vaksinasi akan terus dipercepat. Dia menolak saran bahwa para pejabat harus memprioritaskan memberikan lebih banyak orang satu suntikan, daripada menahan dosis untuk suntikan kedua, dengan mengatakan bahwa memotong setengah dosis vaksin Moderna adalah "pendekatan yang lebih bertanggung jawab yang akan didasarkan pada fakta dan data."

Slaoui mengatakan kemungkinan tidak akan diketahui sampai akhir musim semi apakah orang yang divaksinasi masih dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain.

--- Simon Leya

Komentar