Breaking News

REGIONAL Badai Silkon di NTT, BNPB: Penetapan Status Bencana Nasional Belum Diperlukan 05 Apr 2021 22:43

Article image
Pada Senin malam BNPB telah menyalurkan bantuan logistik ke Pulau Adonara. Sementara untuk Kabupaten Lembata, bantuan logistik akan disusulkan menggunakan pesawat cargo pada Selasa (6/4/2021).

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo menegaskan bahwa pemerintah pusat tidak akan menetapkan status darurat bencana nasional terkait bencana alam di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dipicu cuaca ekstrem.

"Status bencana nasional tidak perlu ditetapkan," tegas Doni dalam konferensi pers secara virtual bersama Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Wagub NTT, Josep Nae Soy, dan bupati Flores Tmur dan Lembata, Senin (5/4/2021) malam. 

Dia menjelaskan, status darurat bencana nasional dikeluarkan bila pemerintah daerah lumpuh. Sehingga, pemerintah pusat mesti mengambil alih tanggung jawab penyelenggaraan penanggulangan bencana. Namun saat ini pemerintah daerah masih mampu menangani bencana. 

"Seluruh kegiatan pemerintahan masih tetap berjalan, kabupaten atau kota masih berjalan. Tidak ada satu pun di provinsi dan kabupaten kota yang lumpuh, artinya kegiatan pemerintah masih berjalan," ujar Doni.

Selain itu, jumlah pengungsi masih dalam batas-batas kemampuan daerah untuk melakukan kegiatan penanganan bencana. Pemerintah pusat bakal mengoptimalkan penanganan bencana di kawasan terdampak.

"Cukup daerah saja yang menentukan status darurat bencana. Pemerintah pusat dalam hal ini BNPB, Kementerian Sosial, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, termasuk kementerian atau lembaga lainnya seperti Basarnas didukung TNI Polri akan optimal memberikan dukungan kepada daerah," ujar Doni.

Kesulitan Akses

Kendati demikian, akibat longsong dan banjir, serta ombak tinggi, Doni mengaku kesulitan untuk mengirimkan bantuan ekskavator dari Pulau Flores ke Kabupaten Lembata dan Pulau Adonara.

"Berdasarkan laporan di lapangan, ada kesulitan ekskavator. Baru saja Kementerian PUPR mendata ada 8 unit ekskavator yang siap disalurkan ke Kabupaten Lembata, juga ada 6 unit damtruk. Tapi sampai sekarang kami belum mendapat alat transportasi yang memadai," lanjutnya.

Untuk itu, BNPB masih mengupayakan alat transportasi yang diperlukan. Terutama, alat transportasi laut untuk mengangkut alat-alat berat. "Kami ajak kepada mereka yang memiliki alat transportasi untuk bisa menawarkan ke BNPB. Dan juga mungkin yang memiliki transportasi laut juga bisa membantu meringankan tugas relawan di lapangan," tuturnya.

Doni menambahkan, pada Senin malam BNPB telah menyalurkan bantuan logistik ke Pulau Adonara. Sementara untuk Kabupaten Lembata, bantuan logistik akan disusulkan menggunakan pesawat cargo pada Selasa (6/4/2021).

Adapun longsor dan banjir di kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT, terjadi pada Minggu (4/4/2021). Pada hari yang sama, banjir dan longsor melanda juga Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT.

Bencana tersebut melanda tiga dari delapan kecamatan yang terdapat di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Hingga saat ini ratusan orang mengungsi serta puluhan orang meninggal dunia.

Korban Jiwa

Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi menyebut korban jiwa bertambah menjadi 84 orang. "Jadi yang meninggal total seluruhnya 84 korban jiwa dan yang lagi dalam pencarian yang tertimbun dan sebagainya 71 orang," kata Josef Nae Soi dalam jumpa pers virtual itu.

Josef Nae Soi menjelaskan hampir seluruh kabupaten di NTT mengalami dampak bencana banjir hingga longsor. Namun ada wilayah yang mengalami dampak signifikan dan ada yang daerah tidak terkena dampak signifikan. "Kurang-lebih 49 yang meninggal, 23 dalam pencarian. Lembata 20 yang meninggal, 40 dalam pencarian, Alor 13 dalam pencarian, Ende yang meninggal 2 orang," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan ada dua korban jiwa akibat cuaca ekstrem di wilayah NTB. Dengan demikian, total ada 86 korban jiwa akibat Siklon Tropis Seroja ini. 

 "Ada dua orang yang meninggal (di NTB) dan sudah kita berikan santunan sehingga totalnya 86 jiwa. Akan diberikan santunan nanti yang akan diserahkan oleh Bapak Presiden kemudian," jelasnya dalam konferensi pers itu.

Menteri Risma diagendakan akan memantau secara langsung penanganan korban bencana di Flores Timur pada Selasa, 5 April 2021. Saat ini mantan walikota Surabaya itu masih berada di Bima, NTB

--- Sandy Javia

Komentar