Breaking News

NASIONAL Budayawan Franz Magnis-Suseno Dukung Pembubaran HTI 12 May 2017 06:31

Article image
Budayawan Indonesia Franz Magnis-Suseno. (Foto: Ist)
Pembubaran HTI tersebab ideologi atau paham organisasi itu yang tidak menghormati NKRI dengan Pancasila dan simbol-simbolnya tidak boleh diberi tempat di Indonesia.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Langkah pemerintah membubarkan organisasi kemasyarakatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sudah tepat.

Dukungan tersebut disampaikan budayawan Franz Magnis-Suseno ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (10/5/2017).

"Langkah pemerintah membubarkan HTI itu sudah tepat dan memang sudah pada waktunya," ujar Magnis sebagaimana dikutip antaranews.com.

Magnis menegaskan pembubaran HTI tersebab ideologi atau paham organisasi itu yang tidak menghormati NKRI dengan Pancasila dan simbol-simbolnya tidak boleh diberi tempat di Indonesia, sebagaimana Marxisme dan Leninisme.

Dosen STF Driyarkara itu mengatakan Indonesia disusun dari sendi-sendi keberagaman baik dari suku, agama, ras, budaya, dan lain-lain. Karena itu ideologi transnasional, apalagi yang menggunakan kendaraan agama, merupakan ancaman bagi keberagaman, yang berarti juga ancaman terhadap NKRI.

Magnis menambahkan  negara perlu membuat peraturan bahwa ideologi apa pun yang tidak sesuai dengan ke-Indonesia-an dan kontrak yang mendasari keputusan membentuk bersama negara Indonesia oleh para pendiri bangsa tidak boleh ada di Indonesia.

Penerima anugerah Bintang Mahaputra Utama ini mengajak segenap bangsa Indonesia untuk meningkatkan pemahaman atas ideologi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika agar tidak mudah dipecah-belah. 

"Kita harus bersatu dengan memperkuat kebinekaan Indonesia demi mempertahankan keutuhan NKRI. Kalau kita terus berseteru dan memperlebar perbedaan, ini akan mengancam NKRI," tambah Magnis.

Magnis juga mengaku khawatir dengan rentetan kejadian di Indonesia selama Pilkada 2017, terutama Pilkada DKI, sampai dengan pembubaran HTI yang dinilainya mengganggu stabilitas nasional. 

Menurut dia, ketidakstabilan justru akan memudahkan masuknya ideologi-ideologi transnasional lainnya ke Indonesia, yang memang merupakan salah satu negara yang paling banyak "diserang" ideologi transnasional setelah reformasi . 

"Tentu saja ini sangat bahaya karena kebanyakan ideologi transnasional itu bertujuan merusak NKRI yang ber-Pancasila dan ber-Bhinneka Tunggal Ika," pungkas pengajar filsafat terkenal ini.

--- Redem Kono

Komentar