Breaking News

PARIWISATA Buntut 'Wisata Halal', Menpar Nonaktifkan Dirut BOP Labuan Bajo 18 May 2019 00:04

Article image
Dirut Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo, Manggarai Barat, Shana Fatina (Foto: Floresa.co)
"Selama masa nonaktif itu akan ditunjuk pejabat sementara Dirut BOP Labuan Bajo," ungkap Vinsensius.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya mengambil langkah responsif dengan menonaktifkan Dirut Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo, Shana Fatina.

Keputusan Menpar tersebut tidak terlepas dari resistensi sejumlah kalangan menyikapi wacana 'wisata halal' di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT pada akhir April lalu.

Mengutip Media Indonesia, kepastian Shana dinonaktifkan itu disampaikan Direktur Promosi Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu di Jakarta, Kamis (16/5/19), dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Kelompok Peduli Pariwisata Manggarai Lintas Profesi.

"Shana Fatina sudah ditarik ke Jakarta dan dinonaktifkan sementara waktu sambil menunggu hasil evaluasi tim yang dikirim Kemenpar ke Labuan Bajo. Selama masa nonaktif itu akan ditunjuk pejabat sementara Dirut BOP Labuan Bajo," ungkap Vinsensius.

Dirut BOP Labuan Bajo dinonaktifkan terkait kontroversi wacana wisata halal yang disosialisasikan dalam kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Manggarai Barat dengan difasilitasi oleh Kemenpar dan BOP Labuan Bajo pada akhir April lalu.

Penolakan atas wacana wisata halal antara lain datang dari Keuskupan Ruteng. Menurut Keuskupan Ruteng, pariwisata mesti berbasis pada budaya dan tradisi lokal serta selaras dengan kelestarian alam dan keutuhan ciptaan (ekologi). Pariwisata kultural-ekologis inilah yang meneguhkan kebangsaan Indonesia dan memikat wisatawan dari seluruh Nusantara dan mancanegara.

Menurut Vinsen, merespons penolakan dan keresahan masyarakat Manggarai dan berbagai pihak, Menpar Arief Yahya lalu bertindak cepat dengan membentuk dua tim.

"Ada tim koordinasi lapangan yang melakukan komunikasi dengan Pemkab Manggarai Barat, BOP Labuan Bajo, serta tokoh lintas agama dan budaya. Ada pula tim khusus untuk mengevaluasi kinerja BOP Labuan Bajo," tuturnya.

Vinsen menerangkan bahwa selama tim evaluasi bekerja, Shana Fatina dinonaktifkan sementara dan ditarik ke Jakarta sejak dilantik menjadi Dirut BOP Labuan Bajo pada 15 Januari 2019 silam.

“Kami sangat apresiatif terhadap langkah dan tindakan res­ponsif yang konkrit dari Menteri Pariwisata yang telah menarik Shana ke Jakarta dan menonaktifkan Dirut BOP untuk sementara waktu sambil menunggu hasil evaluasi tim kinerja dan tim lapangan serta dimintai keterangan dan klarifikasi atas peristiwa yang terjadi,” kata Flory Nggangur, ketua kelompok diskusi.

Flory menjelaskan bahwa berdasakan hasil kajian kelompok diskusi, keberadaan BOP Labuan Bajo dibutuhkan masyarakat.

“Karena keberadaan BOP penting, Kemenpar hendaknya segera mengakomodasi aspirasi masyarakat setempat untuk percepat­an pembangunan pariwisata di Labuan Bajo, Flores, NTT dalam rangka membantu kinerja BOP khususnya terkait pembangunan infrastruktur dasar yang dibutuhkan di destinasi wisata Labuan Bajo serta pengembangan SDM setempat,” kata Flory..

Flory berharap agar pembangunan pariwisata di Labuan Bajo melibatkan partisipasi masyarakat lokal.

Ditegaskan bahwa pada saat direksi BOP dilantik, Menpar Arief Yahya menjelaskan melalui pembentukan BOP Labuan Bajo, ditargetkan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 500 ribu orang pada 2019. Untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke daerah tersebut, dibutuhkan kelengkapan 3A (aksesibilitas, amenitas, dan atraksi).

“Selama lima bulan sejak dilantik, BOP Labuan Bajo belum bekerja maksimal sesuai tugas dan fungsi yang diatur dalam Perpres Nomor 32 Tahun 2018. Pembentukan BOP yang bertujuan mempercepat pengembangan dan pembangunan kawasan pariwisata Labuan Bajo Flores, NTT,” nilainya.

--- Guche Montero

Komentar