OTOMOTIF Demi Lingkungan dan Performa Mesin, Tinggalkan BBM Beroktan Rendah 26 Jun 2020 11:48
Sepatutnya kita sudah concern dengan masalah emisi gas buang pada BBM beroktan dan cetane rendah.
JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Pemerintah terus berupaya mengampanyekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan. Salah satu cara adalah dengan membuat regulasi yang mengurangi penggunaan BBM dengan angka oktan research octane number (RON) rendah.
Regulasi terbaru adalah sesifikasi mesin kendaraan keluaran terbaru yang hanya sesuai untuk pemakaian BBM RON tinggi. Bila pemilik kendaraan bersikeras mengisi BBM dengan BBM RON rendah maka performa menjadi tidak optimal dan konsumsi BBM menjadi boros.
Kepedulian terhadap lingkungan juga disampaikan pengamat otomotif sekaligus Founder and Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu. Menurutnya, sudah saatnya Indonesia untuk benar-benar serius dalam mendorong penggunaan BBM RON tinggi.
"Sepatutnya kita sudah concern dengan masalah emisi gas buang pada BBM beroktan dan cetane rendah," kata Jusri.
Jusri mengatakan, bila kendaraan beralih ke BBM jenis oktan tinggi, maka secara otomatis komponen kendaraan akan berumur panjang. Tak hanya itu, tenaga kendaraan pun lebih terjaga. Manfaat lain, jelas dia, jarak tempuh jadi kian jauh karena pembakaran mesin kendaraan menjadi lebih sempurna.
Pesan yang sama disampaikan Sekretaris Umum Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara di Jakarta, Jumat (26/6/2020).
"Bisa jadi juga merusak mesin karena tidak sesuai dengan peruntukkannya,” jelas Kukuh seperti dilansir Antara News.
Spesifikasi mesin kendaraan tersebut, lanjut Kukuh, karena Gaikindo mengikuti regulasi yang dikeluarkan Pemerintah.
Dalam hal ini, sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 20/Setjen/Kum.1/3/2017 tanggal 10 Maret 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O.
"Kami mengikuti aturan dari KLHK. Semua kendaraan sudah disiapkan untuk memenuhi standar emisi Euro-4," katanya.
Dengan demikian, kendaraan bermotor memang seharusnya hanya diisi dengan BBM berkualitas tinggi. Dan ketentuan tentang BBM yang sesuai tersebut, sudah tertulis pada buku panduan ketika konsumen membeli kendaraan bermotor.
"Kalau tidak diisi dengan BBM yang disarankan, performa tidak optimal, emisi gas buang jelek. Akibatnya udara semakin kotor dan juga lebih boros," katanya.
Kukuh menambahkan, bukan berarti BBM dengan RON tinggi hanya khusus untuk mobil keluaran terbaru, namun kendaraan keluaran lama pun, juga lebih baik menggunakan BBM berkualitas.
Berdampak buruk
Kekhawatiran soal penggunaan BBM RON pernah diungkapkan pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Kamis (14/06/2018).
Tri menyarankan kendaraan bermotor untuk perjalanan jauh, misalnya, saat mudik, sebaiknya menggunakan BBM berkadar oktan atau RON tinggi.
Para pemudik bisa menggunakan BBM dengan RON 92 ke atas, seperti seri Pertamax, karena sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan saat ini.
"Sejak 2003 sebenarnya teknologi mesin kendaraan bermotor sudah tidak cocok lagi untuk BBM RON rendah seperti Premium. Yang sesuai bagi mesin adalah BBM dengan RON tinggi," kata Tri seperti dikutip CNN Indonesia.
Tri menegaskan, jika pemudik memaksakan memakai Premium, maka akan berdampak buruk pada mesin kendaraan. Keluhan yang dirasakan adalah mulai kinerja yang rendah, boros BBM, hingga paling fatal adalah harus turun mesin.
"Kalau sudah turun mesin tentu biayanya sangat mahal. Untuk jenis Avanza saja, jika piston yang kena, perbaikannya bisa mencapai Rp 6 juta sampai Rp7 juta," kata Tri.
--- Simon Leya
Komentar