Breaking News

KEUANGAN Di Depan Para CEO, Jokowi Bahas Problem Defisit Transaksi Berjalan 03 Dec 2018 13:22

Article image
Presiden Joko Widodo. (Foto: Tribunnews)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, sudah berpuluh tahun bahwa problem besar yang kita hadapi adalah defisit transaksi berjalan, current account deficit.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, sudah berpuluh tahun bahwa problem besar yang kita hadapi adalah defisit transaksi berjalan, current account deficit.  Padahal, lanjut Presiden, negara kita ini sumber daya alamnya melimpah, ada batubara, mineral bauksit, ada kelapa sawit, CPO, ikan, dan masih banyak lagi.

Presiden menunjuk contoh misalnya mineral bauksit. Ia menyebutkan, setiap tahun jutaan ton bauksit mentah kita ekspor, harga 35 dollar per ton. Tapi di sisi lain, pabrik alumunium kita setiap tahunnya mengimpor ratusan ribu ton alumina yang merupakan produk hilir dari bauksit.

“Artinya menurut saya, kuncinya memang kita tahu dari dulu, industrialisasi dan hilirisasi. Kita tahu itu, tapi eksekusi lapangannya yang nggak pernah kita kejar,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri acara pembukaan CEO Networking 2018, di Ballroom 1 dan 2, The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place, Jakarta pada Senin (3/12/2018) pagi.

Itu pula, tegas Presiden, yang dia  kejar terus, mati-matian untuk mengejar yang namanya industrialisasi, hilirisasi. Karena di situlah kunci.

“Coba kalau kita sejak dulu membangun industri alumina, maka impor tidak perlu terjadi beratus-ratus ribu ton. Dan tentu saja pengaruhnya terhadap defisit transaksi berjalan kita,” ujarnya.

Presiden juga menunjuk contoh lainnya, batubara, yang memang paling enak itu ekspornya mentahan, cangkul hari ini, kirim hari ini, dapat duit hari ini. Batubara, lanjut Presiden, setiap tahun, kurang lebih 480 juta ton batubara mentah yang diekspor.

Coba kalau sejak dulu ada hilirisasi, menurut Presiden, yang namanya batubara kalori rendah itu bisa dipakai untuk LPG, bisa dipakai juga untuk aftur bisa, bisa dipakai untuk DME (Dimethyl Ether) bisa.

“Tapi kenapa tidak dilakukan hilirisasi itu? Karena kita keenakan yang namanya nyangkul, kirim, dapat uang. Seperti ini pun, ini harus segera dihentikan,” ungkap Presiden Jokowi seraya mengemukakan, impor LPG itu 4 juta ton setiap tahunnya.

Menurut Presiden, teknologi itu kalau kita belum siap ya beli aja teknologi. Atau kita nggak siap, cari saja partner. “Selalu saya dorong itu. Menyelesaikannya memang harus kembali lagi ke hilirisasi, nggak ada yang lain,” ujarnya.

Demikian juga dengan kelapa sawit, menurut Presiden produksi kita terakhir 42 juta ton CPO per tahun. Ini yang sekarang sedang diusahakan agar ada hilirisasi industri kelapa sawit yang menghasilkan solar B20 (Biodiesel 20), dan diwajibkan penggunaannya.

Namun meski sudah 1,5 tahun, diakui Presiden sulit untuk mengajak masyarakat ke sini. Untuk itu, Presiden menegaskan akan menggunakan agar segala ini agar ini betul-betul terealisasi, B20. Sehingga bisa menuju ke tahapan berikut.

“Kalau B20 rampung ya B50, B80, dan B100. Kembali lagi, ini juga akan mengurangi yang namanya current account deficit, defisit transaksi berjalan. Karena apa? impor solar bisa dikurangi atau dihilangkan,” pungkasnya.

 

--- Redem Kono

Komentar