Breaking News

REGIONAL Gempa Mamuju: Kantor Gubernur Sulbar Roboh, Delapan Orang Masih Terjebak di RS Manakarra 15 Jan 2021 12:30

Article image
Gempa Magnitudo 6,2 merobohkan Kantor Gubernur Sulbar. (Foto: Katadata)
Kurang lebih delapan korban dilaporkan terjebak di antara reruntuhan bangunan lima lantai yang rata dengan tanah.

MAJENE, IndonesiaSatu.coGempa Magnitudo 6,2 yang mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pada Jumat dini hari (15/1/2021) pukul 02.28 Wita tidak saja menghancurkan bangunan tapi merenggut korban jiwa. 

Gempa ini juga turut dirasakan di pusat ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, yakni Kabupaten Mamuju yang hanya berjarak 34 kilometer dari pusat gempa. Sejumlah bangunan dilaporkan roboh atau ambruk akibat gempa.Dilansir dari Liputan6.com, sesaat usai gempa di wilayah Mamuju, bencana alam ini mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Sejumlah bangunan di Kompleks Perkantoran Gubernur, di Jalan Abdul Malik Pattana Endeng, Rangas, Kecamatan Simboro dan Kepulauan, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, rusak parah.

 

RS Mitra Manakarra yang ambruk

Selain bangunan di Kompleks Perkantoran Gubernur, gempat juga  merobohkan kantor RS Mitra Manakarra. Regu penyelamat di Mamuju, Sulawesi Barat masih berjibaku dengan waktu untuk menyelamatkan korban yang terjebak di dalam bangunan tersebut.

Kurang lebih delapan korban dilaporkan terjebak di antara reruntuhan bangunan lima lantai yang rata dengan tanah.

Gedung RS Mitra Manakarra Mamuju roboh akibat guncangan gempa bumi dengan Magnitudo 6,2 yang berpusat di Kabupaten Majene pada Jumat 15 Januari 2021 pukul 02.28 Wita.

Muflih salah seorang Bidan di RS Mitra Manakarra mengatakan, kedelapan korban itu terdiri dari dua orang perawat, satu pegawai apotek, empat orang pasien berpasangan dan satu bayi yang berada di dalam inkubator. Mereka terjebak karena tidak sempat menyelamatkan diri saat gempa  itu terjadi.

"Empat korban terdeteksi masih hidup, karena beberapa saat yang lalu, saat subuh mereka masih meminta pertolongan. Sedangkan empat lainnya belum diketahui kondisinya," katanya seperti dilansir dari  Liputan6.com, Jumat pagi (15/01/2021).

Seorang anggota tim penyelamat, Ibnu Imat Totori menjelaskan, mereka kesulitan untuk menyelamatkan korban gempa. Tidak adanya alat berat menyulitkan mereka untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan beton.

Gempa bumi sempat membuat panik warga yang ada di pusat Kota Mamuju. Mereka berbondong-bondong menyelamatkan diri ke daerah berdataran tinggi. Sejumlah tempat, seperti Anjoro Pitu, Pattidi, dan Salletto menjadi lokasi mereke untuk mengamankan diri.

Hingga pagi ini di Mamuju, tampak petugas dan masyarakat tengah membereskan puing-puing rumah mereka yang hancur. Jaringan komunikasi di beberapa daerah di wilayah tersebut juga terputus.

--- Simon Leya

Komentar