Breaking News

KEUANGAN Genjot KPR, Bank Kesejahteraan Ekonomi Gandeng SMF 09 Aug 2017 13:17

Article image
Kerja sama Bank BKE dan SMF terkait pendanaan KPR di Jakarta, Rabu (2/8/2017) di Grha SMF. (Foto: ist)
Bank BKE merupakan bank umum BUKU I yang mengutamakan bidang ritel. Perusahaan menargetkan bisa melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada akhir tahun 2017.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bekerja sama dengan PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE) terkait peningkatan kapasitas penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Kerja sama yang ditandatangani pada Rabu (2/8/2017) di Grha SMF, Jakarta tersebut meliputi penyediaan dana menengah/panjang untuk  penyaluran KPR, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka penyaluran KPR, penyaluran KPR sesuai dengan Pedoman Standar Dokumen KPR, serta pemanfaatan produk dan jasa keuanganperbankan.

Penandatanganan Perjanjian Induk Kerja sama ini ditandatangani oleh Direktur Urama SMF, Ananta Wiyogo, Direktur Operasional Bank BKE Bapak Zainal Riffandi, dan Direktur SMF, Heliantopo.

Bank BKE merupakan bank umum BUKU I yang mengutamakan bidang ritel. Perusahaan menargetkan bisa melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada akhir tahun 2017.

Direktur Utama Bank BKE Sasmaya Tuhuleley sebelumnya mengatakan, pihaknya akan fokus meningkatkan kinerja sepanjang tahun ini agar target dana saat melantai tercapai. "Kami incar tambahan dana sekitar Rp500 miliar saat IPO nanti," ujarnya beberapa waktu lalu.

Tambahan dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan bank. Rencananya, pasca IPO di akhir tahun ini, Bank BKE bakal naik kelas ke BUKU II. Saat ini modal inti Bank BKE sekitar Rp350 miliar. Selain tambahan modal dari IPO, Sasmaya juga berharap komitmen dari pemegang saham untuk menyuntik dana agar batas minimal Rp1 triliun bisa terlampaui.

Sementara terkait penyaluran kredit, menurutnya ruang untuk ekspansi tahun ini cukup longgar. Pasalnya, perseroan baru saja mendapatkan tambahan dana senilai Rp170 miliar dari hasil penerbitan obligasi subordinasi. "CAR [capital adequacy ratio] kami kan naik cukup besar karena penerbitan surat utang ini. Jadi ruang untuk ekspansi cukup besar," ujarnya.

Dana yang dimasukkan dalam komponen tier 2 tersebut membuat rasio kecukupan modal Bank BKE meningkat menjadi 22,28% dari sebelumnya 15,88%. Keberhasilan penerbitan surat utang tersebut membuat Bank BKE optimistis bisa mengandalkan pencarian dana dari pasar modal. "Kami semakin percaya diri karena menemukan solusi permodalan maupun pendanaan seperti melalui penerbitan obligasi," imbuhnya.

--- Sandy Javia

Komentar