Breaking News

HANKAM Imparsial: Tunjuk Marsekal Hadi, Langkah Presiden Sangat Tepat 05 Dec 2017 10:13

Article image
Direktur Imparsial Al Araf. (Foto: Ist)
Langkah Presiden Jokowi menunjuk Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi pengganti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dinilai tepat dan mencerminkan dinamika dalam tubuh kepemimpinan di TNI.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Langkah Presiden Jokowi menunjuk Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi pengganti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dinilai tepat dan mencerminkan dinamika dalam tubuh kepemimpinan di TNI.

Penilaian ini disampaikan Direktur Imparsial Al Araf ketika ditanya wartawan seputar penunjukan Marsekal Hadi Tjahjanto.

"Penunjukan KSAU Marsekal Hadi menjadi langkah yang tepat oleh presiden. Di mana dinamika UU dan semangat TNI secara implisit dilakukan secara rotasi atau bergiliran sangat tepat," ujarnya di Jakarta, Senin, (4/12/2017)

Al Araf juga mengatakan di masa jabatan yang terbilang masih sangat panjang Marsekal Hadi, dinilai layak menempati posisi sebagai Panglima TNI. Meski begitu, banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan sebagai Panglima baru.

"Tugas modernisasi alusista harus dapat ditingkatkan, kemudian komitmen untuk melakukan transformasi tentara yang profesional dan modern. Terlebih meminimalisir terjadinya penyimpangan dalam penyediaan alusista," ungkapnya.

Imparsial mengharapkan agar Hadi tidak melakukan manuver politik praktis. Terlebih di tahun-tahun pemilu yang akan datang.

"Perlu ada komitmen dan penghormatan di TNI, khususnya netralitas politik TNI jadi sangat penting dan tidak boleh bermanuver politik. Terlebih pada tahun depan, kita berharap Panglima TNI netral dari politik praktis," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Setara Institute, Hendardi menilai rekam jejak Hadi yang baik dan berprestasi. Ia menjamin DPR akan menyetujui penunjukkan Hadi Tjahjanto seusai melakukan fit and proper test.

"Calon panglima pilihan Jokowi ini dipastikan akan memperoleh persetujuan bulat dari parlemen karena rekam jejak dan prestasinya yang memadai sebagai calon panglima. Tidak ada alasan obyektif yang kuat bagi DPR untuk tidak menyetujui usulan Jokowi," tutupnya.

--- Redem Kono

Komentar