INTERNASIONAL Indonesia - Selandia Baru Kejar Target Perdagangan Bilateral 3 Miliar Dolar AS 07 Jul 2017 06:38
Menurut Tantowi, salah satu upaya untuk mempercepat peningkatan nilai ekspor adalah dengan lebih mendorong ekspor produk-produk bernilai tinggi.
WELLINGTON, IndonesiaSatu.co -- Pada tahun 2024 diharapkan nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Selandia Baru akan mencapai 3 miliar dolar AS per tahun. Target nilai perdagangan ini telah menjadi komitmen bersama kedua pemimpin negara.
Untuk merealisasikan target tersebut, Indonesia dan Selandia Baru perlu segera merumuskan langkah-langkah terencana untuk mengoptimalkan peluang yang ada. Hubungan dagang yang komplementer perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hal ini mengingat sebagian besar produk ekspor kedua negara tidak saling bersaing.
Hal ini ditegaskan Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, pada pertemuan dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Hon Todd McClay, di kantornya di Wellington, Rabu lalu (5/7/2017).
"Kita perlu memberikan perhatian lebih untuk mencari jalan mencapai target yang telah ditetapkan Pemimpin kedua negara," kata Tantowi kepada IndonesiaSatu, Kamis (6/7/2017) mengulangi ajakannya kepada Menteri Todd McClay.
Sepakat dengan Dubes Tantowi, Menteri Todd McClay menyatakan komitmennya untuk segera mendorong pejabat terkait di kementerian yang dipimpinnya agar menyusun langkah-langkah yang dapat mendukung pencapaian tersebut. Selama lima tahun terakhir ini total nilai perdagangan kedua negara rata-rata sebesar 1,2 miliar dolar AS pertahun.
Selandia Baru selama ini menjadi pemasok utama produk susu dan daging bagi Indonesia. Namun untuk produk daging, tahun lalu digeser oleh India. Ekspor Indonesia ke Selandia Baru antara lain produk pakan ternak, produk kayu, ban karet, kertas tisu, produk tekstil, dan sepatu.
Menurut Tantowi, salah satu upaya untuk mempercepat peningkatan nilai ekspor adalah dengan lebih mendorong ekspor produk-produk bernilai tinggi. Hal ini yang sedang diupayakan dengan melakukan penjajakan peluang ekspor termasuk kendaraan beroda empat, peralatan mesin pertanian, bahan bangunan, pupuk serta furnitur.
Selain dengan Menteri Perdagangan, sehari sebelumnya Tantowi juga melakukan pertemuan dengan Menteri Industri Primer yang membawahi pertanian, perikanan, perternakan, kehutanan dan makanan olahan, Nathan Guy, yang kementeriannya juga memiliki peran penting dalam kebijakan akses pasar Selandia Baru. Inisiatif dan kerja sama perdagangan antara kedua negara mulai mempelihatkan hasilnya.
Produk unggulan Indonesia lain yang juga didorong ekspornya ke Selandia Baru adalah produk buah-buahan tropis. Belum lama ini Selandia Baru telah mengeluarkan ketentuan impor buah salak yang akan membuka akses bagi ekspor buah salak Indonesia.
“Saya optimis buah salak bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Selandia Baru karena rasanya yang enak dan keunikan buahnya,” ujar Tantowi.
ebelumnya buah manggis Indonesia juga telah masuk ke pasar Selandia Baru. Kepada kedua menteri tersebut Tantowi juga menyampaikan harapan agar buah mangga Indonesia dapat segera memperoleh peluang masuk ke Selandia Baru.
Bagi Selandia Baru, keamanan atas hama dan organisme lainnya yang dapat merusak pertanian setempat merupakan hal yang tidak bisa ditawar mengingat pertanian merupakan mata pencaharian utama. Oleh karena itu Menteri Nathan Guy menekankan pentingnya produk yang masuk memenuhi standard biosecurity yang berlaku. Untuk buah mangga Indonesia pihaknya akan segera memroses penyusunan standard kesehatan impornya (IHS).
Selain membahas hubungan ekspor dan impor, pada pertemuan dengan Menteri Nathan Guy, secara khusus Tantowi juga mengajak Selandia Baru untuk terlibat dalam pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu di Biak Numfor, Provinsi Papua.
“Pembangunan SKPT Biak merupakan peluang baik bagi Pemerintah Selandia Baru maupun pihak swasta untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua negara,” jelas Tantowi.
Beberapa peluang yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dan Selandia Baru antara lain pembangunan penyimpanan ikan berpendingin, tempat penampungan dan penanganan ikan hidup, tempat pengolahan ikan serta pendukung sistem rantai dingin, serta pengembangan ekonomi masyarakat melalui program inkubator bisnis.
Menteri Nathan Guy menyambut baik peluang ini dan siap untuk mempelajari lebih lanjut usulan kerja sama dari pihak terkait di Indonesia. Ini merupakan hal positif sejalan dengan kerja sama kelautan dan perikanan antara Selandia Baru dan Indonesia yang terus meningkat, Selama ini kerja sama kelautan kedua negara cukup erat khususnya dalam isu penangkapan ikan illegal (IUU Fishing). Kedua negara aktif dalam berbagai forum IUU Fishing baik bilateral maupun multilateral.
--- Simon Leya
Komentar