Breaking News

HANKAM Indonesia Police Watch: Polri Harus Waspadai Serangan Teroris 27 Jun 2017 11:39

Article image
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. (Foto: Ist)
Neta mengatakan serangan tersebut menjadi catatan buruk bagi Polri menjelang Hari Bhayangkara 2017. Polri seharusnya melindungi dirinya saat diserang pelaku, agar dapat menciptakan rasa nyaman di masyarakat.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Polri hendaknya senantiasa waspada dan meningkatkan kepekaan serta selalu terlatih menghadapi berbagai situasi pascaserangan di Mapolda Sumut, Minggu (25/6/2017) dini hari.

Hal ini disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane melalui keterangan tertulis yang diterima IndonesiaSatu.co di Jakarta, Senin (26/6/2017).

"Kasus serangan teroris di Mapolda Sumut menjadi sebuah keprihatinan atas profesionalisme Polri dan sekaligus menunjukkan para teroris makin super nekat. Dengan senjata seadanya, mereka nekat menyerang polisi bersenjata lengkap," ujar Neta.

Neta mengatakan serangan tersebut menjadi  catatan buruk bagi Polri menjelang Hari Bhayangkara 2017. Polri seharusnya melindungi dirinya saat diserang pelaku, agar dapat menciptakan rasa nyaman di masyarakat.

"Dari kasus ini, publik jelas merasa prihatin karena anggota polisi ternyata tidak bisa melindungi dirinya sendiri saat diserang pelaku kejahatan di markasnya sendiri. Lalu bagaimana polisi bisa melindungi orang lain atau masyarakat dari serangan pelaku kejahatan," tuturnya.

Serangan itu, menurut Neta, menjadi catatan "bersejarah" bagi jaringan teroris karena hanya dengan senjata seadanya mereka bisa membunuh seorang perwira polisi.

"Sehingga dikhawatirkan kasus serangan teror di Mapolda Sumut akan menjadi inspirasi bagi para teroris untuk terus-menerus meningkatkan serangan dan sekaligus menjadi motivasi bagi kader-kadernya bahwa hanya dengan sebilah pisau ternyata bisa membunuh perwira polisi," ujarnya.

Belajar dari kasus ini, para teroris bisa pula menyimpulkan bahwa untuk melumpuhkan polisi tidak perlu lagi menggunakan bom karena cukup dengan sebilah pisau.

"Sebab jajaran polisi tidak terlatih, tidak responsif, dan terlalu mudah untuk dilumpuhkan," kata dia.

Bagaimana pun, menurut dia, jika ada polisi terbunuh oleh pelaku kejahatan tentu akan menjadi keprihatinan tersendiri bagi publik dan sekaligus menjadi kecemasan terhadap profesionalisme sistem keamanan.

"Apalagi saat ini, di saat ISIS merebak secara internasional dan terjadi serangan di Marawi, aksi-aksi terorisme terus berkecamuk di Indonesia, tentunya akan menjadi kecemasan tersendiri bagi masyarakat," ucap Neta S Pane.

Ia pun menyatakan bahwa hal tersebut menjadi tantangan serius bagi Polri menjelang Hari Bhayangkara 2017 dan publik selalu berharap Polri senantiasa bersikap profesional, baik dalam melindungi masyarakat maupun melindungi dirinya sendiri.

Sebelumnya, pada Minggu (25/6) sekitar pukul 03.00 WIB dua orang tidak dikenal menyerang personel Yanma Polda Sumut Aiptu Martua Sigalinggung yang bertugas di pos jaga pintu keluar Mapolda Sumut. Akibat penyerangan tersebut, Aiptu Martua Sigalingging meninggal dunia karena mengalami luka yang cukup parah di dada, tangan, dan leher.

Namun, kedua pelaku berhasil dilumpuhkan personel Satuan Brimob yang berjaga di pintu masuk Mapolda Sumut. Seorang pelaku tewas dan seorang lainnya luka tertembak.

Setelah itu, identitas dan sepak terjang pelaku serangan pos penjaga Polda Sumatera Utara (Sumut) perlahan-lahan terkuak. Salah satu pelaku penyerangan yang tewas ditembak polisi yang sebelumnya hanya disebut berinisial SP ternyata bernama lengkap Salawudin Pakpahan.

Dari hasil penggerebakan di rumahnya,  polisi menemukan ada tulisan Arab seperti lambang ISIS di dinding rumah bagian depan.

Menurut Kepala Lingkungan 17 Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Heri Isniani, Salawudin dan kekuarganya sudah puluhan tahun menjadi warganya. Dia dan warga lainnya tidak menduga, kalau Salawudin ikut jaringan ISIS.

“Setahu kami, Salawudin orangnya tertutup. Ya, paginya dia keluar rumah dan sorenya pulang dari berjualan kelontong,” ungkapnya seperti diberitakan Sumutpos.co, Minggu (25/6/2017).

--- Redem Kono

Komentar