Breaking News

MAKRO Ini Realisasi Kinerja APBN Hingga Semester I 2018 24 Jul 2018 18:49

Article image
Menkeu Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan kepada awak media selepas acara konferensi pers APBN 2018 edisi Juli di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta (18/07). (Foto: ist)
Dari sisi Pendapatan Negara telah terealisasi Rp833,4 triliun atau 44% dari total target tahun ini sebesar Rp1.894,7 triliun. Capaian ini lebih tinggi dari realisasi tahun lalu pada periode yang sama yaitu Rp718 triliun, atau tumbuh sebesar 16%.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi semester I APBN 2018 yang menunjukkan kinerja yang positif dalam konferensi pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) 2018 edisi Juli pada Selasa (18/07) pekan lalu di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.

Dari sisi Pendapatan Negara, Menkeu mengungkapkan dalam semester pertama ini telah terealisasi Rp833,4 triliun atau 44% dari total target tahun ini sebesar Rp1.894,7 triliun. Capaian ini lebih tinggi dari realisasi tahun lalu pada periode yang sama yaitu Rp718 triliun, atau tumbuh sebesar 16%.

Kinerja positif juga terlihat  dari sisi belanja negara yang penyerapannya dinilai lebih baik. Realisasi belanja semester I mencapai Rp944 triliun atau 42,5% dari total Belanja Negara Rp2.220,7 triliun ditahun ini atau tumbuh 5,7%.

Dengan kondisi pendapatan dan kinerja tersebut, kinerja ini memberikan dampak pada keseimbangan primer dan defisit yang juga semakin membaik. Pada keseimbangan primer semester ini terdapat surplus Rp10 triliun, lebih baik dibandingkan tahun lalu yang mengalami defisit Rp68,2 triliun.

Sedangkan untuk keseluruhan defisit adalah sebesar Rp110,6 triliun, lebih kecil dari tahun lalu sebesar Rp175,1 triliun. Artinya pertumbuhan keseimbangan primer adalah negatif 114,7%, sedangkan untuk defisit keseluruhan pertumbuhannya adalah negatif 36,8%.

“Jadi, kalau kita lihat untuk keseimbangan primer dan defisit ini pertumbuhannya adalah negatif itu berarti membaik, karena makin kecil defisit berarti makin sehat," jelasnya.

Dengan defisit yang semakin menurun, pembiayaan utang juga lebih kecil yaitu mencapai Rp176 triliun dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp207,8 triliun.  “Hal ini menunjukkan perbaikan dari sisi defisit maupun keseimbangan primer dalam 4 tahun terakhir,” pungkasnya.

Kinerja Pajak Positif

Menkeu menjelaskan Penerimaan Perpajakan Semester I APBN 2018 telah mencapai 40,4 % dari target APBN 2018 atau lebih baik dari periode yang sama pada tahun 2017. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa dinamika dan kegiatan ekonomi meningkat. “Kalau kita lihat dari penerimaan pajak ini sebetulnya sangat terlihat bahwa dinamika dan kegiatan ekonomi meningkat,” ungkap Menkeu.

Kinerja penerimaan perpajakan tersebut terlihat cukup merata baik dari PPh Migas, pajak non migas, serta penerimaan kepabeanan dan cukai. PPh Migas tumbuh 9% yaitu sebesar Rp30 triliun atau 78,8% dari target. Sedangkan untuk pajak non migas tumbuh 14,3 % yaitu tercapai Rp551,5 triliun atau 39,8% dari target tahun ini.

Begitu pula dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang tumbuh 13,6% dengan realisasi sebesar Rp218 triliun atau lebih tinggi dari tahun lalu yang mencapai Rp192 triliun. Penurunan terjadi hanya pada Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang pertumbuhannya negatif 60,4%  yaitu terealisasi sebesar Rp0,3 triliun atau 1,7% dari target tahun ini. Sedangkan Pajak Lainnya terealisasi Rp38,5 triliun atau tumbuh 17,4%.

Untuk penerimaan dari kepabeanan dan cukai pertumbuhannya juga sangat tinggi bahkan dalam 3 tahun terakhir. Penerimaan Cukai tumbuh 15% yaitu tercapai Rp51 triliun atau 32,8% dari target tahun ini. Bea masuk tumbuh 13%, dan bea keluar tumbuh 93,8%.

Peningkatan kegiatan ekonomi juga terlihat dari penerimaan pajak semester I berdasarkan sektor usaha. Pada sektor industri pengolahan penerimaan pajak mengalami pertumbuhan yang meskipun lebih rendah dari tahun lalu tetapi masih mencapai double digits yaitu 12,64%. Untuk perdagangan pertumbuhan tahun ini lebih tinggi hingga dua kali lipat yaitu 27,9% dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang berada di level 13,7%.

Jasa Keuangan tahun ini pertumbuhannya sudah positif 4,7%, sedangkan tahun lalu negatif 0,27%. Pertambangan melonjak ke 79% karena harga komoditas yang makin baik, tahun lalu pertumbuhannya baru 30%. Konstruksi yang tahun lalu pertumbuhan perpajakannya negatif, tahun ini tumbuh double digits 11,4%.

Terakhir, pertumbuhan penerimaan perpajakan dari pertanian adalah 34,2% lebih tinggi atau hampir dua kali lipat dari tahun lalu yang juga sudah tumbuh double digits sebesar 18%.

--- Sandy Javia

Komentar