Breaking News

BERITA Kapolri Berikan Dispensasi kepada Putra Almarhum Bripka Marhum 12 May 2018 11:02

Article image
Kapolri, Jenderal (Pol) Tito Karnavian bersama putera tertua almarhum Bripka Marhum pada saat melayat keluarga korban (Foto: Kompas.com)
"Pak Kapolri membantu keluarga dengan memberikan kebijakan talent scouting atau dispensasi untuk masuk polisi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol M Iqbal.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Kepala Kepolisisan Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Tito Karnavian,  Jumat (11/5/18) berkesempatan melayat almarhum Bripka Marhum Frenje yang sempat disemayamkan di Mako Brimob Polri, Jakarta. Marhum merupakan korban penusukan oleh orang tidak dikenal di Mako Brimob pada Kamis (10/5) malam WIB. Pelaku penikaman pada akhirnya teridentifikasi bernama Tendi Sumarno.

Pada kesempatan itu, Tito menyempatkan diri bertemu dengan keluarga dan putra tertua Marhum, Irfan Sang Frenje.

"Pak Kapolri membantu keluarga dengan memberikan kebijakan talent scouting atau dispensasi untuk masuk polisi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol M Iqbal dalam keterangan resminya.

Iqbal menuturkan, korban Marhum Frenje meninggalkan isteri dan tiga orang anak. Sementara Irfan merupakan anak tertua yang menjadi celah harapan untuk meringankan beban keluarga. Irfan juga diharapkan bisa meneruskan langkah ayahnya menjadi polisi.

"Sebagai anak tertua dalam keluarga, Irfan ingin masuk Polri sehingga dapat meringankan beban keluarga. Kebetulan putra almarhum (Irfan) sedang menjalani tes seleksi masuk Bintara Polri," ujar Iqbal.

Kronologis

Diberitakan, Bripka Marhum Frenje adalah anggota Brimob Polri yang tewas ditusuk saat berjaga di sekitar Mako Brimob, Kelapa Dua pada Kamis malam, saat operasi penanggulangan napi terorisme yang sempat menguasai rumah tahanan Mako Brimob. Sebelum ditusuk, Bripka Marhum Frenje melihat orang tidak dikenal yang sedang mengamati penjagaan Korps Brimob Polri selama kurang lebih dua jam.

Pada saat itu, Marhum meminta bantuan rekannya, Briptu Rahmat Muin dan Briptu Gustri Uce untuk meminta keterangan terhadap orang tidak dikenal tersebut untuk dibawa ke salah satu kantor di Korps Brimob Polri untuk dimintai keterangan.

Pada saat diamankan, sempat dilakukan penggeledahan terhadap Tendi beserta tas yang dibawanya. Namun, aparat tidak menemukan barang mencurigakan dari Tendi. Pada akhirnya, Tendi dibawa ke kantor Korps Brimob Polri menggunakan sepeda motor. Setibanya di kantor, pada saat akan masuk ke suatu ruangan, Tendi secara mendadak mengeluarkan sebuah pisau yang disimpan di bawah alat kemaluannya untuk menikam Bripka Marhum.

"Pada saat berjalan menuju ruangan, Bripka Marhum berada di depan, kemudian Tendi, Briptu Gustri dan Briptu Muin. Pelaku lalu mengejar Marhum dan menikam pada bagian perut. Setelah menikam Marhum, pelaku berbalik mengejar Briptu Gustri dengan pisau. Namun Briptu Gustri bisa menghindar dan melakukan penembakan terhadap Tendi sehingga pelaku pun meninggal di tempat. Sementara itu, Bripka Marhum sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob. Namun setelah beberapa saat menjalani perawatan, Bripka Marhum akhirnya meninggal," kisah Setyo.

--- Guche Montero

Komentar