Breaking News

REFLEKSI Karakter Adalah Segalanya 12 Jul 2017 14:17

Article image
Karakter bagaikan sebatang pohon dan reputasi seperti bayangannya. (Foto: Flickr)
Karakter jauh lebih penting dari hanya sekadar reputasi. Reputasi adalah apa yang orang lihat tentang kita.

Oleh Valens Daki-Soo

 

Ungkapan prinsipil ini perlu selalu diingat, "Character is everything." Ya, karakter adalah segalanya. Dalam konteks.kepemimpinan, pekerjaan, pergaulan atau interaksi apapun, karakter itu menentukan.

Jika karakter digadaikan demi uang, kekuasaan atau apapun, Anda kehilangan segalanya.

Konon para perempuan punya intuisi yang lebih peka alias tajam untuk membaca karakter seseorang, khususnya pria. Seramah-ramahnya wajah Anda, mereka bisa bedakan itu keramahan sejati ataukah sekadar topeng yang dipasang dalam rangka "operasi khusus" alias 'pedekate' untuk memikat lalu merengkuh hati sang pujaan alias "target operasi" (TO).

Pembentukan karakter bukan perkara satu-dua tahun. 'Character building' adalah proses penempaan yang tak pernah usai (never ending process).

Helen Adams Keller, seorang aktivis politik dan penulis kenamaan Amerika Serikat menulis, “Karakter tidak dibangun dengan mudah, tanpa melakukan apa-apa. Sebaliknya, karakter dibangun melalui pengalaman, cobaan dan penderitaan”.

Karakter, tabiat, atau watak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.

Abraham Lincoln pernah berkata, “Karakter bagaikan sebatang pohon dan reputasi seperti bayangannya. Bayangan adalah apa yang kita pikirkan tentang pohon; sedangkan pohon adalah sesuatu yang nyata.”

Winston Churchill berujar, “Tugas pertama dari universitas adalah mengajarkan kebajikan, bukan perdagangan; karakter, bukan teknik.”

Karakter jauh lebih penting daripada hanya sekadar reputasi. Reputasi adalah apa yang orang lihat tentang kita. Karakter kita adalah siapa diri kita yang sebenarnya, diri kita yang sejati, bahkan ketika tidak ada orang yang memperhatikan kita. Memiliki “karakter yang baik” artinya melakukan sesuatu yang benar hanya karena sesuatu yang kita kerjakan itu benar.

Seseorang yang memiliki karakter yang baik memperlihatkan sifat-sifat dan ciri-ciri, antara lain, memiliki integritas, kejujuran, keberanian, loyalitas, ketabahan, dan  kebajikan penting lainnya yang memunculkan perilaku dan kebiasaan yang baik.

Lebih dari itu, karakter menunjukkan siapa kita secara pribadi. Dan karakter juga sangat berpengaruh terhadap apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita.

Bila Anda ingin mengetahui apa itu karakter yang baik, tanyalah kepada diri Anda sendiri, apakah Anda sudah melakukan sesuatu yang benar karena Anda yakin bahwa sesuatu itu benar, bukan karena Anda dipengaruhi orang lain.

Karakter yang baik adalah sesuatu yang tidak harus Anda perlihatkan ketika sedang berada di depan orang. Sebaliknya, orang yang memiliki karakter yang baik akan memanifestasikan sesuatu yang baik terutama ketika tidak ada yang menyaksikannya.

Sebagai ilustrasi, orang baik tidak beramal dan bersedekah hanya supaya dilihat dan dipuji orang. Sang Guru pernah berkata, "Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu".

Sebisa mungkin saya berusaha terapkan soal pentingnya karakter dalam hidup pribadi, juga dalam berbisnis dan berpolitik. Saya mungkin suka bercanda, gemar bernyanyi dan menari, hobi bermusik, mungkin mudah senyum dan tertawa juga. Namun, ketika menyangkut hal-hal prinsipil seperti nilai-nilai yang diyakini, saya akan menjadi batu karang.

Di lingkungan bisnis saya tegaskan tak ada kompromi soal kejujuran, tanggung jawab dan dedikasi. Sedekat apapun saya bisa berhentikan seseorang jika garis ini dilanggar.

Saya amat diinspirasikan oleh ayah saya, seorang guru (pensiunan) yang karakternya mengagumkan: jujur, lurus, tegas tapi betapa tenang dan rendah hati. 

Kekuatan karakter adalah modal utama seorang pribadi, apalagi pemimpin. Jadi bila Anda mau memilih pemimpin, seyogianya tak mudah terpukau pada rupa dan kata. Telisiklah rekam jejak dan karakternya.

 

Penulis adalah penikmat psikologi, Chairman PT Veritas Dharma Satya (VDS), Pendiri dan Pemimpin Redaksi IndonesiaSatu.co

Komentar