Breaking News

INTERNASIONAL Kekerasan di Myanmar, Tokoh Buddha Indonesia: Kami Prihatin, Bahkan Menangis 04 Sep 2017 09:37

Article image
Suhu Benny dalam dialog dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. (Foto: Ist)
Suhu Benny menegaskan bahwa peristiwa di Myanmar tidak bisa dikaitkan dengan umat Buddha di Indonesia.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Tokoh agama Buddha di Indonesia, Bhiksu Dutavira Mahastavira atau Suhu Benny mengajak umat Buddha di Indonesia untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi warga Rohingya di Myanmar sebagai wujud keprihatian dan solidaritas.

Hal ini disampaikan Suhu Benny ketika berdialog dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar terkait kekerasan Rohingya di Wihara Dharma Bakti, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017).

"Tentu kami juga menyerukan agar rasa keprihatian ini semoga umat Budha juga berbuat sesuatu sebagai bentuk nyata dan dulu pernah dilakukan di luar negeri, mengirim bantuan kemanusiaan langsung ke Myanmar," ujar Suhu Benny.

Suhu Benny mengharapkan peristiwa yang dialami warga Rohingya dilihat bukan sebagai konflik antara pemeluk agama Buddha dan Islam. Dia pun menegaskan bahwa peristiwa di Myanmar tidak bisa dikaitkan dengan umat Buddha di Indonesia.

Suhu Benny juga mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap tragedi kemanusiaan warga Rohingya di Myanmar. Dia menyayangkan tragedi kemanusiaan itu bisa terjadi di negara yang mayoritas warganya beragama Buddha.

"Kami yang ada di Indonesia tidak ada hubungannya dengan mazhab yang ada di Myanmar. Walaupun secara mazhab tidak sama, secara akidah kebiksuannya sama. Kalau sudah melakukan kekerasan dan pembunuhan, otomatis gugur kebiksuannya," ungkapnya.

Terhadap kasus kekerasan yang dialami di Rohingya, Suhu Benny meminta agar pemerintah Indonesia dapat membantu penyelidikan terkait masalahnya.

"Oleh karena itulah masalah di Myanmar itu kita bangsa Indonesia, saya pribadi, rekan-rekan biksu bukan hanya prihatin, bahkan menangis kok bisa terjadi begini di dalam negara yang mayoritas Buddhis. Itu perlu diselidiki permasalahannya apa," pungkasnya.

--- Redem Kono

Komentar