Breaking News

UKM Kemenkop dan UKM Dorong Ritel Jadi Peluang Usaha KUMKM 19 Mar 2018 17:22

Article image
Pelatihan Manajemen Retail LEUMart, di Kabupaten Serang, Banten, Selasa (13/3). (Foto: ist)
"Misalnya, LEUMart ini, saya mendukung penuh upaya untuk meningkatkan ekonomi rakyat dengan cara moderen..."

SERANG, IndonesiaSatu.co -- Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS mengungkapkan bahwa koperasi mampu mendominasi bisnis ritel di negara maju seperti Inggris.

"Hal itu pun bisa terjadi di Indonesia. Karena, bisnis ritel merupakan bagian dan peluang usaha bagi perkembangan kinerja koperasi. Dan koperasi juga merupakan pusat kegiatan segala unit usaha", tandas Prakoso saat membuka acara Pelatihan Manajemen Retail LEUMart, di Kabupaten Serang, Banten, Selasa (13/3).

Di acara yang dihadiri Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten Hj Maesaroh Mawardi dan Direktur Utama LEUMart Bambang Wijonarko, Prakoso mengatakan bahwa upaya untuk meningkatkan ekonomi rakyat pasti memiliki niat dan tujuan yang baik pula. "Misalnya, LEUMart ini, saya mendukung penuh upaya untuk meningkatkan ekonomi rakyat dengan cara moderen", imbuh Prakoso.

Prakoso berharap, kehadiran LEUMart bukan untuk mematikan warung-warung milik rakyat yang sudah ada. Justru sebaliknya, untuk menata warung-warung itu agar bisa menjadi tempat yang nyaman bagi orang berbelanja. "Saya berharap banyak warung itu akan diprofesionalkan oleh LEUMart. Barang-barang bisa tertata dengan baik, manajemen keuangannya juga tertata rapi, sampai harga barang yang kompetitif", tegas Prakoso lagi.

Di samping itu, Prakoso juga berharap agar bisnis ritel ini dikelola secara disiplin dan fokus. Pasalnya, bisnis ritel merupakan bisnis yang unik, spesifik, dan rumit. "Harus bisa membedakan mana uang usaha dan mana uang pribadi. Banyak bisnis ritel bangkrut karena tidak disiplin dalam mengelola uang usaha dan uang pribadi", ungkap Prakoso.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten Hj Maesaroh Mawardi memberikan apresiasi bagi upaya untuk mendorong berkembangnya ritel-ritel moderen milik rakyat dan umat. "Saat ini, sektor riil sudah didominasi minimarket moderen milik usaha besar seperti AlfaMart dan IndoMart. Makin lama mereka makin kuat. Sekarang saatnya koperasi dan UKM memiliki juga bisnis ritel moderen yang kuat seperti LEUMart ini", kata Maesaroh.

Untuk itu, kata Maesaroh, pihaknya menggratiskan pengurusan pendirian koperasi di wilayah Banten yang akan menggeluti sektor produktif seperti sektor riil. "Ke depan, kita akan terus mendorong koperasi-koperasi produktif dan sektor riil, yang bisa memberikan dampak bagi peningkatan perekonomian Banten", tegas dia.

Sistem Konsinyasi

Sedangkan Dirut LEUMart Bambang Wijonarko menjelaskan, adanya ketidakmerataan kesempatan berusaha di masyarakat mendorong Lembaga Ekonomi Umat (LEU) melakukan sebuah terobosan baru, agar kesempatan berusaha mampu diakses kalangan yang lebih luas. LEU pun hadir sebagai ritel outlet untuk umat, yang diberi nama LEUMart. "Dengan sistem konsinyasi didukung dengan sistem IT yang terintegrasi, belum dimiliki oleh ritel lain. Diperkuat dengan adanya pelatihan dan pendampingan para mitra secara gratis, LEUMart mampu menghadirkan sebuah konsep baru dalam bidang ritel", kata Bambang.

Bahkan, lanjut Bambang, negosiasi pun dilakukan secara langsung kepada para prinsipal, seperti Mayora, Orang Tua, Garuda Food, Indofood, Unilever, Wings, Central Pertiwi Bahari/Fiesta, dan sebagainya. Selain itu, LEUMart didukung penuh oleh PT Pos Logistik, Infomedia Telkom, Telkom Sigma, dan BNI Syariah sebagai mitra kerja. "Hal ini menjadikan LEUMart mampu menghadirkan beragam produk dengan harga kompetitif. Konsep ini menjadikan harga untuk menjadi mitra LEUMart pun sangat terjangkau", tukas Bambang.

Tak hanya itu, Bambang menandaskan, LEUMart mendukung produk-produk UMKM untuk dapat dijual di jaringan LEUMart yang ada. Hal ini tidak lepas dari dukungan serta kerjasama dengan pihak Kemenkop UKM dan Pinbas MUI dalam melakukan pelatihan, juga pendampingan kepada UMKM, agar mampu menghasilkan produk sesuai standar yang berlaku, hingga mampu bersaing.

"Saya akui, beberapa produk bahan baku, seperti gula, belum mampu memberikan harga kompetitif. Sesuai dengan kebijakan pemerintah, dimana beberapa bahan pokok harus dibeli dari perusahaan tertentu yang ditunjuk, menjadikan akses pembelian kepada pengusaha bahan pokok secara langsung, belum dapat dilakukan. Ini menjadikan harga beberapa bahan pokok, tidak dapat bersaing", papar Bambang.

Dalam setahun ke depan, kata Bambang, akan hadir 1000 LEUMart di wilayah Jabodetabek dan direncanakan 10.000 LEUMart di seluruh Indonesia dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun.

--- Sandy Javia

Komentar