SASTRA Kemerdekaan dan Korupsi 17 Aug 2020 12:41
Dirgahayu RI ke-75, semoga menjadi bangsa yang merdeka dan mandiri.!
Oleh: Hancel Goru Dolu*
Korupsi lahir dari rahim tirani
Berurat berakar dalam selubung-selubung demokrasi
Termanifestasi dalam diri para politisi
Dari lingkaran aristokrasi dan oligarki
Setiap hari kita lihat di televisi
Semua mengklaim memakai hati nurani
Memaki-maki pelaku sodomi
Mengutuk pengumbar air mani
Cobalah membaca koran dengan teliti
Berita-berita telah menjadi komoditi
Tak ada pendidikan politik apalagi ideologi
Menganggap wajar sebagai bangsa kuli
66 tahun sudah Republik ini berdiri
Sisa-sisa usia muda masih terpatri
Batu dan kerikil tertatih diarungi
Jurang-jurang curam dalam senja suram menanti
Oh tirani,
Kau kulum senyum dan lambaian tangan laksana orang suci
Sambil tangan yang lain kau sumbat mulut rakyat dan hati nurani
Dengan memberangus aspirasi
66 tahun sudah, hidup sebagai suatu negeri
Penguasa memberi makan dengan janji-janji
Rakyat miskin selalu dikibuli
Janji hanya tinggal janji, tak ditepati
Wahai para seniman dan seniwati
Untuk apa tulis puisi
Kalau tetap membiarkan korupsi
Dan tunduk pada tirani borjuasi
Pena adalah pedang sekaligus perisai
Meninju dan menggedor tembok tirani
Demi menjadi bangsa yang mandiri
Bukan kuli di antara bangsa-bangsa, di antara negeri-negeri
Dirgahayu RI ke-66, semoga menjadi bangsa yang merdeka dan mandiri
*Hancel Goru Dolu, 16 Agustus 2011. Penulis adalah Peminat dan Penikmat Sastra.
NB: sila ganti angka 66 dengan 75.
Komentar