Breaking News

INTERNASIONAL Kunjungi Irak, Paus Fransiskus Akan Melawat ke Kota Kelahiran Abraham 22 Feb 2021 21:46

Article image
Potret situs Ziggurat Ur di Ur, Nassiriya, Irak. (Foto: Reuters)
Situs Ur pernah dibenahi pada tahun 1999 setelah Paus Yohanes Paulus II, pendahulu Paus Fransiskus, mengumumkan rencana lawatan ke Irak.

VATIKAN, IndonesiaSatu.co -- Paus Fransiskus direncanakan akan menggelar doa lintas agama dalam lawatannya ke Irak pada awal bulan depan.

Disitir dari faz.net, Senin (22/2/2021), doa lintas agama tersebut akan diadakan di situs Mesopotamia kuno Ur dan dihadiri oleh perwakilan agama Katolik, Islam, Mandaean-Sabaean, Yazidi serta sejumlah agama minoritas lainnya di Irak.

Disebutkan pula, bahwa doa lintas agama yang diinisiasi oleh Paus Fransiskus itu merupakan upaya mewujudkan harmoni antara kelompok-kelompok agama dalam sebuah misa kudus atau ibadah bersama yang disebut "Doa untuk putra dan putri Abraham".

Nabi Abraham, yang disebut Ibrahim dalam Islam, adalah tokoh penting dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Quran. Agama Yahudi, Kristen, dan Islam menyatakan keterikatannya dengan sosok Abraham sehingga ketiga agama tersebut kerap disebut agama Abrahamik.

Kalangan arkeolog di Timur Tengah berharap agar kunjungan Paus bisa menjadi momentum untuk menarik perhatian wisatawan internasional untuk berkunjung ke tempat yang dihormati sebagai tempat kelahiran Nabi Abraham.

Ur adalah salah satu kota tertua di dunia dan dianggap sebagai salah satu wilayah pertama dimulainya peradaban kota, budaya tulisan, dan pusat kekuasaan negara pertama di dunia.

Dikenal sebagai tempat lahir Nabi Abraham, Ur pernah populer di kalangan wisatawan dunia Barat pada 1970-an dan 1980-an. Namun, perang dan konflik politik yang berkepanjangan di Irak menghentikan minat wisatawan ke situs tersebut.

Situs tersebut terletak sekitar 300 kilometer di bagian selatan Baghdad. Di area situs itu terdapat Ziggurat bergaya piramida dan kompleks perumahan yang berdekatan serta kuil dan istana.

Situs Ur pernah dibenahi pada tahun 1999 setelah Paus Yohanes Paulus II, pendahulu Paus Fransiskus, mengumumkan rencana lawatan ke Irak. Akan tetapi kunjungan tersebut dibatalkan menyusul gagalnya negosiasi dengan otoritas Irak di bawah pimpinan Saddam Hussein.

Uskup Agung Basra, Irak, Habib al-Naufaly menekankan pentingnya arti simbolis kunjungan Paus Fransiskus pada awal Maret nanti, karena Irak masih dalam pemulihan dari perang melawan ISIS yang menghancurkan sejumlah situs warisan Gereja Katolik.

--- Henrico Penu