Breaking News

REGIONAL Kunjungi Waingapu, Menteri Desa: Program Prukades Harus Ciptakan Gairah Ekonomi 21 Jan 2018 13:45

Article image
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo Saat Berkunjung ke Waingapu, Sumba Timur, NTT (Foto: Kompas)
“Pemerintah telah menawarkan program Prukades sebagai satu model untuk pembangunan ekonomi di daerah. Sehingga harus ada kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat. Harus bisa menciptakan gairah ekonomi masyarakat s

WAINGAPU, IndonesiaSatu.co-- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan bahwa program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) harus menciptakan gairah ekonomi masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur ( NTT).

“Pemerintah telah menawarkan program Prukades sebagai satu model untuk pembangunan ekonomi di daerah. Sehingga harus ada kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat. Harus bisa menciptakan gairah ekonomi masyarakat sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur ( NTT),” ungkap Menteri Eko saat berkunjung ke perkebunan tebu dan kawasan transmigrasi di Melolo, Waingapu, Sumba Timur, Jumat (19/1/18) dilansir Kompas.com.

Ia menjelaskan bahwa salah satu model Prukades dikaitkan dengan program transmigrasi sehingga dibutuhkan kolaborasi lintas sektor guna pengentasan daerah tertinggal dan anagka kemiskinan di wilayah Sumba Timur.

“Kolaborasi penting dilakukan. Dengan adanya kolaborasi ini akan mempercepat pengurangan angka kemiskinan dan ketertinggalan melalui optimalisasi produk unggulan daerah. Saya yakin, jika program ini berjalan baik dan berkelanjutan, kurang dari 3 tahun tidak ada lagi orang miskin dan desa-desa tertinggal di Sumba Timur.  Ada tebu, sisal, castor, harusnya dengan model ini tidak ada masyarakat yang tidak bekerja," ujarnya.

Salah satu perusahaan yang telah menjalin kerja sama di kawasan transmigrasi Melola yaitu PT Muria Sumba Manis (MSM). Perusahaan ini telah mendapatkan izin dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan (BPMPP) Sumba Timur untuk mengembangkan usaha komoditas tebu di lokasi seluas 52.000 hektar tersebut. Juga kerjasama dengan PT Mergo Agro Abadi (MAA) yang mengembangkan perkebunan dan industri tanaman sisal (Agave sisalana) di lahan seluas 5.500 hektar.

"Dari PT MSM sekitar 20.000 hektar dan PT MAA sekitar 600 hektar. Ini bisa menciptakan lapangan kerja bagi kurang lebih 26.000 orang serta bisa mengangkat masyarakat miskin di Sumba Timur dan menjadi sentra-sentra ekonomi khusus sehingga bisa menarik masyarat miskin dari kabupaten atau daerah sekitarnya," terangnya.

Wakil Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, mengaku pemerintah daerah tidak akan mampu secara mandiri dalam meningkatkan ekonomi masyarakat tanpa melibatkan peran swasta.

"Melihat lokasi perkebunan tebu dan perkebunan tanaman sisal, perkembangan ini turut membantu Pemda untuk menyerap tenaga kerja. PT MSM sudah serap hampir 2.000 tenaga kerja dari 600 hektar lahan sudah diolah," katanya.

Ia mengharapkan agar kerjasama yang dilakukan pihak swasta dengan pemda dan pusat serta HPL transmigrasi, menjadi bagian dari plasma milik masyarakat yang bisa dikembangkan melalui kerjasama berbagai pihak.

Sementara Juru bicara PT MSM, Rafael mengharapkan agar perusahaan, pemerintah dan masyarakat bisa duduk bersama untuk tujuan bersama yaitu kesejahteraan masyarakat.

"Kami akan persiapkan untuk lahan plasma di bulan Februari ini," pungkas Rafael.

--- Guche Montero

Komentar