Breaking News

PARIWISATA Labuan Bajo, Ikon Pariwisata NTT yang Belum Sinergis 22 Sep 2017 10:37

Article image
Bandara Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (Foto: labuan-bajo.com)
Dengan segala potensi destinasi wisata yang tergolong komplit dan favorit, tidak heran Labuan Bajo selalu menjadi pusat perhatian para wisatawan baik domestik maupun manca negara.

LABUAN BAJO, IndonesiaSatu.co -- Labuan Bajo yang berada di kecamatan Komodo, sekaligus ibukota kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai ikon pariwisata NTT.

Dengan segala potensi destinasi wisata yang tergolong komplit dan favorit, tidak heran Labuan Bajo selalu menjadi pusat perhatian para wisatawan baik domestik maupun manca negara.

Selain Taman Nasional Komodo yang sudah termasuk 7 Keajaiban Dunia (New 7 Wonder of the World), geliat para wisatawan juga dihipnotis dengan keindahan laut dan jajaran pulau, pesona air terjun Cunca Wulang, pulau Kalong, pulau Padar, pulau Rinca, pantai dengan panorama pasir merah muda (pink beach), bukit cinta, gua Rangko, gua batu cermin, pulau Kanawa, pulau Kelor, pantai Pede dan sejumlah objek wisata menarik lainnya.

Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelanu mengatakan bahwa Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi unggulan dari 10 kawasan strategis pariwisata di Indonesia dengan arus wisata yang terus meningkat setiap tahun. Ia mengapresiasi langkah pemerintah pusat melalui Menteri Keuangan, Sri Mulayani yang akan mendorong Labuan Bajo sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) zona pariwisata.

"Arus wisata terus meningkat. Secara tidak langsung dampak Sail Komodo tahun 2013 dan Tour de Flores (TdF) sejak tahun 2016 cukup signifikan. Tahun 2015, tercatat sebanyak 61. 247 wisatawan. Sementara tahun 2016 meningkat menjadi 70. 237 wisatawan. Sebanyak 70% wisatawan berasal dari manca negara. Perlu sinergitas lintas sektor dan pemangku kepentingan guna kemajuan industri pariwisata di Labuan Bajo sebagai ikon wisata NTT ," ungkap Marius, Selasa (19/9/17).

Keindahan dan pesona wisata Labuan Bajo dikagumi sutradara Lola Amaria, Nadine Chandrawinata dan Kelly Tandiono, Ully Triani yang mengambil lokasi shooting Labuan Bajo dalam film garapan mereka: Labuan Hati.

Pesona Labuan Bajo sebagai objek wisata yang mengagumkan juga memikat hati Valentino Rossi dengan berlibur ke Labuan Bajo pada Januari silam. Pembalap Italia dengan julukan "The Doctor" dan peraih 7 gelar juara MotoGP tersebut tidak lupa mengabadikan momen liburannya dengan berfoto di sejumlah tempat wisata di Labuan Bajo.

Pada Juli 2017 lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga tidak ketinggalan momen berlibur le Labuan Bajo. Sebelumnya, pada tahun 2016, Menteri Pariwisata Arief Yahya juga berkesempatan ke Labuan Bajo saat membuka event TdF.

"Suasana liburan yang mengagumkan di Labuan Bajo. Pantainya indah. Banyak kesan menarik tentang prospek pariwisata. Perlu langkah berani untuk berinvestasi terutama pembenahan infrastruktur jalan menuju objek-objek wisata sehingga semakin memikat wisatawan asing," kesan Menteri Sri.

Kualitas Pelayanan dan Sinergitas

Industri pariwisata di Labuan Bajo, oleh banyak pegiat dan pelaku wisata memberikan input konstruktif berupa peningkatan kualitas pelayanan hingga sinergitas antar-pemangku kepentingan baik pemerintah daerah Manggarai Barat, Pemprov NTT, pemerintah Pusat, pihak swasta, pelaku usaha, investor, hingga masyarakat pada umumnya.

Direktur Network Telkomsel, Sukardi Silalahi mengatakan bahwa pihak Telkomsel sudah mendukung layanan 4G LTE guna mendorong kualitas telekomunikasi.

"Telekomunikasi yang berkualitas dapat menunjang potensi wisata suatu daerah. Telkomsel sudah membangun 12 BTS 4G yang dapat menjangkau 80% wilayah populasi Labuan Bajo seperti pulau Komodo, pulau Padar, pulau Kelor, pulau Pungu Besar dan Pungu kecil, pantai Pede dan pantai Waecici. Ini bentuk dukungan Telkomsel untuk bangun industri pariwisata tanah air," kata Sukardi.

Beberapa keluhan masyarakat sekitar juga tidak luput dari perhatian pemerintah daerah setempat.

"Kami meminta regulasi/kebijakan pemerintah daerah agar investasi usaha dan orientasi pemberdayaan masyarakat lokal tidak tersingkir tetapi dioptimalkan dengan baik. Jangan sampai masyarakat hanya jadi penonton karena ketiadaan modal usaha serta SDM dan keterampilan yang terbatas. Patut disayangkan jika kepemilikan restoran, hotel, kapal pesiar dan potensi jasa wisata lainnya banyak dikuasai investor luar bahkan asing. Jelas, masyarakat lokal akan tersingkir," kata Ishabuddin dan Margaretha, pemilik warung kopi dan perahu motor.

"Perlu badan otorita atau perusahaan daerah di bidang pariwisata sebagai simpul kolaborasi industri wisata dengan industri pertanian, peternakan, perikanan dan usaha kecil-menengah lainnya yang dapat meningkatkan produktivitas dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Industri pariwisata dengan kualitas pelayanan yang mumpuni (bandara, hotel, pelabuhan, rumah sakit, jalan, dll) sangat menentukan kemajuan wisata suatu daerah. Namun aspek sinergiras kebijakan sektor pariwisata harus berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan kemajuan daerah," kata Anton Doni Dihen pada suatu event di Labuan Bajo.

 

--- Guche Montero

Komentar