Breaking News

INTERNASIONAL Mahathir: Hak dan Kultur LGBT Tidak Cocok untuk Malaysia 26 Oct 2018 10:29

Article image
PM Malaysia Mahathir Mohamad saat berdiskusi di Universitas Chulalongkorn, Bangkok. (Foto: AFP)
"Misalnya di Barat saat ini, pria menikahi pria, wanita menikahi wanita, dan keluarga bukan terbentuk atas ayah, ibu, dan anak tetapi dua pria mengadopsi bayi dari seseorang. Dan, mereka menyebut ini sebagai keluarga. Malaysia tidak dapat menerima kultur

 

KUALA LUMPUR, IndonesiaSatu.co-- Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menegaskan bahwa negerinya tidak dapat menerima hak-hak LGBT seperti pernikahan sesama jenis kelamin. Mahathir mengatakan bahwa hal-hal terkait hak LGBT adalah nilai-nilai ‘Barat.’ Pernyataan tersebut disampaikan Mahathir sekaligus merespon apa yang dikatakan para aktivis tentang intoleransi terhadap komunitas LGBT Malaysia yang terus meningkat.

"Saat ini, kami tidak bisa menerima LGBT, tetapi jika mereka (Barat) ingin menerima, itu urusan mereka. Jangan paksa kami. Institusi pernikahan, institusi keluarga sudah direndahkan Barat. Mengapa kami harus mengikuti hal itu? Sistem nilai kami sudah baik," ujar politisi berusia 93 tahun itu di Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Kamis (25/10/18).

Mahathir yang kembali berkuasa setelah kemenangan mengejutkan dalam pemilu Mei lalu mengatakan bahwa Malaysia menganut sistem hukum ganda yang mengizinkan pengadilan agama Islam menangani masalah-masalah keagamaan dan keluarga bagi warga Muslim yang merupakan mayoritas. Beberapa negara bagian di Malaysia juga menerapkan hukum Syariah.

“Jika mereka (Barat) satu hari nanti memutuskan untuk berkeliaran di jalanan sambil telanjang, apakah kita harus mengikutinya?" imbuhnya.

Meski demikian, pemerintahan Mahathir juga disorot terkait sejumlah pernyataan kontroversialnya terkait komunitas LGBT di negeri itu. Sebelumnya, Kementerian Agama Islam telah bersuara menentang homoseksual dan pada September lalu Mahathir mengatakan pernikahan sesama jenis kelamin tidak cocok dilakukan di Malaysia. Pernyataan itu ditegaskan kembali dalam kuliah umumnya di Bangkok, Thailand.

"Misalnya di Barat saat ini, pria menikahi pria, wanita menikahi wanita, dan keluarga bukan terbentuk atas ayah, ibu, dan anak tetapi dua pria mengadopsi bayi dari seseorang. Dan, mereka menyebut ini sebagai keluarga. Malaysia tidak dapat menerima kultur dan hak LGBT," tandasnya.

Meski memiliki pandangan keras terkait komunitas LGBT, Mahathir belum lama ini menentang hukuman cambuk terhadap dua perempuan yang dituduh sebagai lesbian. Kedua perempuan itu dicambuk di hadapan lebih dari 100 orang pada awal September lalu di negara bagian Terengganu, wilayah utara Malaysia.

--- Guche Montero

Komentar