Breaking News

REGIONAL Maju Pilkada Malaka 2020: Eddy Bria Daftar ke DPC PDI Perjuangan 02 Oct 2019 12:00

Article image
Eddy Bria saat mendaftar ke DPC Malaka. (Foto: ist)
"Jika dalam survei, saya tidak layak, hasilnya kita terima dengan rendah hati.."

MALAKA, IndonesiaSatu.co -- Menyongsong kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Malaka 2020, Emanuel Eddy Bria resmi mendaftarkan diri ke kantor DPC PDI Perjuangan Malaka sebagai bakal calon (balon) Bupati Malaka periode 2020-2025.

Dilansir Timorpost.com, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Malaka telah membuka pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Malaka sejak tanggal 16 hingga 20 September 2019 lalu.

Emanuel Eddy Bria mengatakan bahwa kendati sudah mendaftarkan diri melalui pintu PDI Perjuangan, dirinya akan tunduk dan mematuhi segala keputusan dan mekanisme partai.

"Jika dalam survei, saya tidak layak, hasilnya kita terima dengan rendah hati. Tentu ada pertimbangan dan mekanisme Partai bagi setiap bakal calon yang mendaftar. Pada prinsipnya, ini jalan politik yang harus saya lalui demi niat mengabdi dan membangun Malaka," katanya kepada media ini, Senin (30/9/19).

Eddy mengaku, pilihannya untuk mengikuti Pilkada Malaka berangkat dari panggilan nuraninya untuk membangun tanah kelahirannya dengan konsep (visi-misi, red) bagi perubahan dan kemajuan Malaka.

"Jika masyarakat memberikan mandat itu kepada saya, lihatlah, apa yang akan saya lakukan untuk rakyat Malaka. Tentu ada visi-misi untuk perubahan Malaka,” imbuhnya.

Sementara Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malaka, Devi Hermin Ndolu mengatakan bahwa hari pertama sejak pembukaan penjaringan bakal calon, tidak ada yang mendaftar.

Namun pada hari kedua yang mendaftar sebagai bakal calon Bupati yakni Dr. Simon Nahak. Sedangkan pada hari ketiga, yang mendaftar sebagai bakal calon Wakil Bupati yakni Wendelinus Taolin.

Sementara pada hari keempat, ada kader partai yang mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil Bupati yaitu Roy Tei Seran dan Emanuel Eddy Bria sebagai bakal calon Bupati Malaka. Sedangkan yang lainnya sudah mengambil formulir namun belum dikembalikan.

Menurut Devi, yang sudah mendaftar atau menyerahkan berkas ke DPC sebanyak empat kandidat. Sedangkan yang sudah mengambil formulir sebanyak sepuluh kandidat.

"Untuk para kandidat, dapat mengambil formulir, baik diambil langsung oleh bakal calon maupun oleh tim. Kita berharap agar tidak ada calon abal-abal atau calon kaleng-kaleng, hanya mengambil formulir namun tidak mengembalikan,” katanya.

Butuh Perubahan

Malaka Butuh Perubahan Menurut Eddy Bria, saat ini masyarakat Malaka butuh perubahan, dengan inovasi dan kreativitas dari para pimpinan dan birokrat yang selalu mendorong pelayanan masyarakat dan pengelolaan keuangan daerah yang harus diatur secara baik secara transparan.

"Harapan masyarakat tentu terwujudnya sebuah merrit system yang merata supaya kepercayaan masyarakat pada birokrasi dapat membaik dan asas profesionalitas dapat terpenuhi guna mewujudkan good governance," nilai Eddy.

Ia menjelaskan, yang dimaksudkan dengan perubahan dalam lingkup pemerintahan dari berbagai sektor di antaranya perlu adanya keterbukaan publik dan kebebasan berpolitik.

"Politik harus menciptakan birokrasi yang profesional dan keterbukaan informasi yang bermanfaat guna terpenuhinya hak-hak rakyat dalam mengetahui informasi publik (right to know), sehingga pada gilirannya dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan," lanjutnya.

Oleh karena itu, kata dia, sudah menjadi kewajiban Pemerintah dan seluruh badan publik untuk memenuhi hak warga negara terhadap informasi publik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ia menilai, untuk sektor pertanian di Malaka, memang tanahnya sangat subur, namun sangat diperlukan suatu inovasi yang mengawal hingga tuntas.

"Jika fokus pada sektor pertanian, maka tidak hanya dominan soal penyediaan bibit dan pupuk. Harus disediakan pula market (pemasaran) guna meningkatkan kualitas (nilai jual) dari setiap komodii unggulan. Kedua hal tersebut kerap dikeluhkan masyarkat dan harus diberikan solusi dengan cara membangun koperasi digital mulai dari desa," terangnya.

Ia beralasan, selama ini kesejahteraan petani belum tercapai sehingga sangat wajar jika petani berpikir kritis terhadap kehidupan ekonominya.

"Bahan mentahnya saja sulit dijual karena belum adanya kejelasan pemasaran, sehingga para petani enggan meningkatkan kuantitas hasil produksi mereka. Maka, perlu ada perubahan dalam mengoptimalkan potensi pertanian, meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas, serta menjamin akses pemasaran guna meningkatkan ekonomi masyarakat," tandasnya.

--- Guche Montero

Tags:
Malaka

Komentar