Untuk merealisasikan gerakan ini diharapkan satu keluarga paling sedikit membuat satu lubang jebakan air agar air hujan tidak mengalir sia-sia ke laut, tetapi meresap ke dalam tanah dan menjadi mata air.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Musim hujan yang kini melanda daerah Nusa Tenggara Timur hendaknya dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berguna bagi kehidupan.

Ajakan ini disampaikan Ketua Majelis Sinode GMIT Pendeta Dr. Mery Kolimon di Kupang, Rabu (31/1/2018).

Pendeta Mery, misalnya, mengajak masyarakat untuk membuat lubang jebakan air atau sering disebut gerakan “tanam air.”

“Pada tahun 2018 ini curah hujan di semua daerah di NTT sangat baik. Jangan sia-siakan curah hujan, tetapi buat lubang-lubang jebakan air agar air hujan yang mengalir bisa masuk ke dalam tanah dan memperkuat mata air yang sudah ada sebelumnya,” ujar Pendeta Mery sebagaimana dikutip dalam tribunnews.com

Untuk merealisasikan gerakan ini diharapkan satu keluarga paling sedikit membuat satu lubang jebakan air agar air hujan tidak mengalir sia-sia ke laut, tetapi meresap ke dalam tanah dan menjadi mata air.

“Kami imbau seluruh masyarakat NTT lintas suku dan lintas agama, marilah kita rawat pulau kita di NTT dan memastikan cadangan air yang cukup di dalam tanah bagi generasi-generasi ke depannya yaitu anak dan cucu kita,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan sejalan dengan program tanam air, dirinya terus mendorong untuk terus memanfaatkan curah hujan yang ada untuk menanam pohon.

Menurutnya, Provinsi NTT harus lebih hijau melalui kontribusi dan perhatian dari semua pihak, lintas sektor, lintas agama, dan lintas suku.

"Kita harus bisa pastikan agar NTT harus lebih hijau dengan tanaman baik tanaman produktif maupun tanaman lain yang membuat pulau-pulau di NTT menjadi lebih subur. Jadi, selain gerakan tanam air, kita mantapkan juga dengan gerakan tanam pohon,” pungkasnya.

--- Redem Kono