Breaking News

TOKOH Mantan Wartawan dan Dubes RI untuk Italia August Parengkuan Wafat 17 Oct 2019 11:07

Article image
August Perengkuan (kanan) menyerahkan Surat-Surat Kepercayaan kepada Presiden Italia, Giorgio Napolitano di Istana Kepresidenan Palazzo Quirinale, Roma pada Desember 2012. (Foto: liputan6.com)
August merupakan pilar dan tulang punggung Kompas bersama dengan Jakob Oetama di era Orde Baru.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Mantan wartawan Harian Kompas yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Italia, August Parengkuan, meninggal pada Kamis (17/10/2019) pukul 05.50 WIB.

Beberapa tokoh dan rekan sejawatnya menyampaikan ucapan turut berduka

"Duka cita yang sedalam dalamnya. Kehilangan besar buat kita semua. Selamat jalan Mas..," tulis Chatib Basri melalui akun Twitter.

Pada 2015, saat August masih bertugas, sempat terjadi kebakaran di gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia di Italia. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Dikutip dari kompas.com, rencananya, jenazah akan disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Belum diketahui secara pasti mengenai penyebab meninggalnya August Parengkuan.

Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan, pada hari Selasa (15/10/2019), August diketahui masih bertandang ke Penerbit Buku Kompas.

"Dan masih sempat ngobrol dengan semua teman," kata Budiman, Kamis pagi.

Budiman mengatakan, August merupakan pilar dan tulang punggung Kompas bersama dengan Jakob Oetama di era Orde Baru.

"Era Orde Baru kan era di mana negara mengendalikan media, ada soal surat izin usaha penerbitan pers, ada ancaman bredel, ada ancaman semua pihak, negara melakukan kontrol terhadap itu," kata Budiman.

"Pak August bersama Pak Jakob inilah yang selalu berinteraksi dengan pemerintah, militer, Menteri Penerangan, dan yang membawa Kompas bisa survive sampai sekarang 54 tahun itu pada masa-masa Orde Baru," lanjut dia.

Di mata Budiman, August merupakan jurnalis hebat yang piawai dalam melakukan lobi.

"Ia adalah sosok yang cukup hebat dan dikenal sebagai pelobi ulung," kenang Budiman.

Setelah purna tugas sebagai wartawan, August sempat ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di Italia. Dengan berpulangnya August, Budiman mengatakan, menjadi kehilangan besar bagi Kompas.

"Ia adalah senior di Kompas yang memang dibutuhkan sebagai sosok panutan yang tetep membumikan nilai-nilai Kompas dan tentunya di era sekarang sudah banyak berubah," kata Budiman.

Ia berharap, nilai-nilai dari para senior Kompas ini tetap dibumikan kepada generasi-generasi baru di Kompas.

--- Simon Leya

Komentar