Breaking News

INTERNASIONAL Massa Aksi Isreal Desak Perdana Menteri Netanyahu Mundur 25 Jul 2020 11:36

Article image
Massa saat melakukan aksi unjuk rasa mendesak Perdana Menteri Netanyahu mundur. (Foto: AFP)
Netanyahu menghadapi tuduhan suap, penipuan, dan melanggar kepercayaan atas serangkaian investigasi korupsi yang sudah berjalan lama.

TEL AVIV, IndonesiaSatu.co-- Masyarakat Israel melakukan serangkaian aksi unjuk rasa dalam sepekan terakhir.

Massa aksi meminta Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu mengundurkan diri dari jabatannya, karena tuduhan korupsi dan buruknya penanganan Covid-19.

Melansir ABC News, Jumat (24/7/20) seperti diberitakan Kompas.com, protes massa aksi unjuk rasa dilakukan di dekat kediaman Perdana Menteri yang dimulai pada Kamis (23/7) dan mulanya berlangsung damai.

Berjarak dekat dari pusat unjuk rasa itu, terdapat kelompok lebih kecil yang mengunjuk rasa dengan mendukung Netanyahu. Dua pusat keramaian itu dipisahkan oleh barikade logam dan polisi dalam jumlah besar.

Polisi mengatakan bahwa mereka bergerak untuk membubarkan para pengunjuk rasa ketika mereka mencoba untuk melakukan aksinya di jalanan kota.

Polisi pun tak terhindarkan bentrok dengan pengunjuk rasa sebelum empat truk besar datang untuk menyemprotkan meriam air bolak-balik, menghamburkan para pengunjuk rasa.

Mobil meriam air itu sesekali menyemprot para pengunjuk rasa dari belakang ketika mereka mencoba meninggalkan daerah itu dengan damai.

Dilaporkan, dalam aksi unjuk rasa tersebut, polisi menangkap sekitar 55 orang.

Israel memberlakukan lockdown ketika kasus Covid-19 pertama kali muncul pada Maret dan Mei, yang saat itu cukup berhasil teratasi.

Namun, virus corona bergerak dengan cepat menginfeksi hampir semua warga di perbatasan, lalu dalam beberapa pekan berikutnya jumlah kasus meningkat.

Negara tersebut telah melaporkan total lebih dari 57.000 kasus dan setidaknya 442 orang meninggal karena terinteksi virus Corona. Lebih dari 24.000 pasien telah pulih.

Netanyahu dituntut untuk memprioritaskan penanganan pandemi virus Corona, namun kebijakannya dinilai tidak jelas untuk menangani pendemi.

Bersamaan dengan itu, Netanyahu menghadapi tuduhan suap, penipuan, dan melanggar kepercayaan atas serangkaian investigasi korupsi yang sudah berjalan lama.

Para kritikus mengatakan Netanyahu lebih fokus untuk melarikan diri dari pertanggungjawaban hukum daripada mengatasi pandemi.

Banyak yang berspekulasi bahwa Netanyahu bermaksud untuk mencalonkan diri kembali dalam pemilihan mendatang, tuduhan yang dia anggap 'tidak masuk akal' dalam konferensi pers Kamis (23/7/20).

Pada konferensi pers yang diadakan saat aksi unjuk rasa sedang berlangsung tersebut, Netanyahu meminta para pengunjuk rasa untuk tidak bentrok dengan polisi, karena akan mengarah pada anarki.

--- Guche Montero

Komentar