Breaking News

POLITIK Megawati Lantik Risma Jadi Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan 20 Aug 2019 08:50

Article image
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Foto: Ist)
Mega menuturkan, semestinya Risma dilantik sebagai bagian DPP PDIP pada kongres di Bali lalu. Akan tetapi, saat itu Risma berhalangan hadir.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dilantik sebagai ketua Bidang Kebudayaan DPP PDIP masa bakti 2019-2024. Risma dilantik Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Pelantikan tersebut merupakan amanat dari keputusan Kongres V PDIP di Bali, awal Agustus lalu.

Pelantikan dipimpin langsung oleh Megawati di kantor DPP PDIP, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2019). Pelantikan disaksikan oleh pengurus DPP PDIP, antara lain, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi Djarot Syaiful Hidayat, dan Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Prananda Prabowo.

Mega menuturkan, semestinya Risma dilantik sebagai bagian DPP PDIP pada kongres di Bali lalu. Akan tetapi, saat itu Risma berhalangan hadir.

"Maka, dalam acara rapat DPP PDIP pertama ini, beliau akan saya lantik dengan mengucapkan janji jabatan. Setelah itu, maka artinya beliau sudah sah untuk masuk sebagai bagian dari DPP PDIP dalam bidang kebudayaan,” tutur Megawati, Senin (19/7/2019).

Megawati kemudian menjelaskan alasan mengapa Risma ditempatkan untuk mengampu bidang kebudayaan. Menurut dia, Risma telah berhasil membawa Kota Surabaya berubah ke arah lebih baik.

Mega menggarisbawahi keberhasilan Risma memperbaiki lingkungan dan tata kota Surabaya.

"Seperti kita ketahui, sebagai wali kota, Ibu Risma mampu melaksanakan tugas dengan sangat baik di Surabaya. Beliau terpilih dua kali dan perubahan di Surabaya itu menurut saya luar biasa," kata Mega menegaskan.

Mega menceritakan, selama ini jika bertandang ke Surabaya selalu merasakan suhu udaranya panas. Namun, pada masa kepemimpinan Risma, sejumlah program revitalisasi taman kota, pembangunan taman bermain, dan fokus memaksimalkan ruang terbuka hijau membuat kondisi Surabaya berubah.

Putri Presiden pertama RI Sukarno itu menyebut jika rata-rata kota besar di Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, maka yang terjadi di Surabaya adalah sebaliknya.

"Surabaya bisa turun dua (derajat Celsius). Kita dapat merasakan kalau pergi ke Surabaya biarpun panas, tapi enggak gerah gitu. Dengan banyaknya taman kota, kerindangan pohon, itulah yang berhasil beliau wujudkan," ujarnya menjelaskan.

Selain itu, kata Mega, masa jabatan Risma sebagai wali kota Surabaya pun segera berakhir pada 2020 sehingga PDIP berinisiatif segera menarik Risma ke DPP.

"Supaya membantu tugas kami di DPP di bidang kebudayaan. Tugas beliau nanti akan banyak keliling Indonesia untuk, antara lain, mengompilasikan kearifan lokal kita,” kata Mega menegaskan.

Di tempat terpisah, Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih atas tugas baru yang diberikan. Dia mengaku tidak tahu-menahu terkait jabatan baru ini. Dengan demikian, pada saat pelantikan pengurus DPP PDIP usai kongres di Bali lalu, dia tidak hadir.

"Saya saat itu sedang membongkar sekolah,” ujar Risma.

Terkait tugas barunya, Risma mengaku senang karena selama ini sudah memiliki pertalian erat dengan masyarakat di berbagai daerah. Risma mengungkapkan, dia diangkat menjadi mama Papua, kemudian juga dekat dengan masyarakat di Sulawesi, dan terakhir mendapat marga dari masyarakat Batak.

“Saya bayangkan nanti tugas saya bisa merajut persaudaraan antarsesama warga negara. Artinya, kalau kita semua bersaudara, maka kita tidak perlu takut di manapun kita berada,” kata Risma menegaskan.

Risma juga menampik isu yang menyebut dirinya merupakan salah satu kandidat kuat menteri kabinet Joko Widodo (Jokowi) mendatang. Risma mengaku belum ada tawaran posisi menteri.

"Belum, siapa yang nawarin (posisi menteri)?" ujar Risma.

Risma menegaskan, dia belum selesai menjalankan tugas sebagai wali kota Surabaya. Dengan begitu, ia menyatakan akan menyelesaikan tugasnya dulu.

"Karena ya, apa pun itu, meskipun tinggal dua persen saja angka kemiskinan (di Surabaya), kemiskinan itu bisa aku turunkan, tapi kan tidak bisa kemudian aku tinggalkan," tutur Risma.

Namun, bukan berarti selesai masa jabatannya pada 2020 mendatang, Risma lantas siap menjadi menteri. Ia menegaskan, tidak pernah meminta jabatan apa pun.

"Bukan begitu. Aku tidak tahu. Karena, aku tidak pernah minta jabatan itu. Menurut aku, di agamaku tidak boleh," pungkasnya.

--- Redem Kono

Komentar