Breaking News

TAJUK Mengisi Kemerdekaan 20 Jun 2018 06:36

Article image
Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir, pasangan bulutangkis yang mengisi kemerdekaan Indonesia dengan prestasi internaional. (Foto: Ist)
Banyak mengartikan kemerdekaan Indonesia telah paripurna, selesai. Tetapi sebenarnya satu tugas besar menanti: mengisi kemerdekaan itu. Karena Indonesia telah merdeka dari penjajah, tetapi belum merdeka untuk hidup baik secara lahir dan batin.

KEMERDEKAAN Indonesia lahir dari sebuah perjuangan. Pengalaman penderitaan saat penjajahan membangkitkan kesadaran bersama mendirikan bangsa. Soekarno sering mengutip pemikir Ernst Renan: bangsa Indonesia dilahirkan dari kehendak bersatu, kehendak untuk mengatasi penderitaan!

Cita-cita kemerdekaan inilah yang menggerakkan para pejuang kemerdekaan. Memakai bambu runcing atau perlengkapan senjata seadanya, mereka siap mati memerjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mati dan hidup adalah kebanggaan atas nama kemerdekaan.

Maka, ketika Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, euforia kemerdekaan mengisi ruang hidup (lebenschraum) bangsa Indonesia. Banyak mengartikan kemerdekaan Indonesia telah paripurna, selesai. Tetapi sebenarnya satu tugas besar menanti: mengisi kemerdekaan itu. Karena Indonesia telah merdeka dari penjajah, tetapi belum merdeka untuk hidup baik secara lahir dan batin.

Ignas Kleden (2000) mengajak untuk memahami kemerdekaan sebagai pemerdekaan. Artinya, kemerdekaan kita adalah sebuah tugas, bukan takdir. Di alam kemerdekaan, kita diharapkan terlibat dalam perjuangan mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

"Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya sendiri,” demikian kata Soekarno. Yang dimaksudkan Soekarno bukan berarti Tuhan tidak penting dalam tatanan berbangsa dan bernegara. Soekarno mengajak warga Negara Indonesia untuk menjadi “manusia aktif” yang berjuang bagi bangsa dan Negara.

Manusia aktif artinya terlibat aktif sebagai warga Negara untuk mengisi kemerdekaan Indonesia sesuai kemampuan yang dimiliki. Bangsa mengikat segala potensi dan kemampuan setiap manusia Indonesia.

Dewasa ini tantangan hidup berbangsa dan bernegara seperti konflik SARA, korupsi, ekonomi, dan lain-lain masih menunggu untuk diselesaikan. Tugas kita bersama terlibat menyingkirkan tantangan tersebut, agar kemerdekaan Indonesia menjadi paripurna.

Salam redaksi IndonesiaSatu.co

Komentar