Breaking News

KEUANGAN Menkeu: Jadi Tuan Rumah Annual Meeting IMF-WB, Indonesia Tidak Berutang Ke IMF 08 Oct 2018 19:46

Article image
Media Briefing penyelenggaran Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia tahun 2018 di Nusa Dua Bali, Selasa (8/10/2018). (Foto: Dok. BI)
Menkeu menjelaskan bahwa kegiatan yang diadakan dari tanggal 8 – 14 Oktober 2018 akan membahas perkembangan ekonomi dunia, terutama mengatasi perubahan kebijakan suatu negara yang dapat berdampak ke negara lain.

NUSA DUA, IndonesiaSatu.co -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Padjaitan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, serta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memberikan media briefing terkait agenda rangkaian acara Annual Meetings IMF-WBG 2018 di Press Conference Room BICC pada Senin (08/10).

Menkeu menjelaskan bahwa kegiatan yang diadakan dari tanggal 8 – 14 Oktober 2018 akan membahas perkembangan ekonomi dunia, terutama mengatasi perubahan kebijakan suatu negara yang dapat berdampak ke negara lain. “Kita sebagai tuan rumah tidak hanya memfasilitasi. Kita bisa menggunakan agenda tersebut dalam menghadapi isu-isu pembangunan kita,” ungkap Menkeu.

Isu penting lainnya, lanjut Menkeu, Bank Dunia akan meluncurkan first version Human Capital Index (HCI) dimana Indonesia telah terpilih sebagai salah satu early adaptor country. Metodologi HCI ini diharapkan dapat memberi pemahaman yang lebih baik dalam bagaimana mengukur keberhasilan Pemerintah dalam membangun human capital.

“WB ingin menciptakan antar negara saling belajar. Negara dengan HCI tinggi maka diharapkan negara lain bisa mengejar,” tambahnya.

Untuk menghadapi perkembangan teknologi, terdapat pertemuan kelompok Pathways for prosperity yang diprakarsai oleh Melinda Gates. Pertemuan ini diinisiasi agar negara-negara mampu mengantisipasi serta menyiapkan SDM dalam menghadapi perubahan ekonomi era digital.

Pada kesempatan ini Indonesia juga akan membahas dan mempelajari mekanisme penyiapan asuransi terkait bencana alam. Ia memberi contoh Maroko yang memiliki asuransi UMKM dan rumah ketika terjadi bencana alam. Melihat gempa bumi yang terjadi di beberapa bagian Indonesia, Ia menyebutkan Indonesia perlu memiliki asuransi bencana alam karena masyakarat terdampak bencana akan membangun kembali ekonominya. Dengan demikian pemerintah mampu mengurangi besarnya resiko yang akan ditanggung oleh masyarakat.

Terakhir, menegaskan isu yang berkembang, Menkeu menyatakan bahwa Indonesia tidak akan meminjam kepada IMF. IMF hanya meminjamkan dana kepada negara yang mengalami krisis neraca pembayaran, sedangkan Indonesia tidak mengalami hal tersebut.

“Manfaat AM mampu mempresentasikan Indonesia. Orang menjadi paham dan mengetahui kesempatan Respect pada Indonesia yang memiliki daya tahan juga memberikan simpati pada bencana alam. Indonesia dilihat sebagai negara yang besar sehingga mereka ingin tahu lebih banyak,” tegasnya.

--- Sandy Javia

Komentar