Breaking News

KEUANGAN Menkeu: Kurs Rupiah Tembus Rp 14.000 per Dollar karena Situasi Pasar 08 May 2018 15:42

Article image
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati (Foto: Ist)
"Kami akan terus menjaga perekonomian Indonesia, fondasi kami perkuat, kinerja kami perbaiki, hingga apa yang disebut sentimen market itu relatif bisa netral terhadap Indonesia," kata Menteri Sri.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa nilai tukar Rupiah (kurs) yang mencapai Rp 14.000 per Dollar AS pada Senin (7/5/18) merupakan akibat situasi pasar yang sedang melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan oleh Pemerintah Amerika Serikat.

Menurut Menteri Sri, upaya yang akan dilakukan pemerintah untuk menyikapi hal ini yakni dengan terus berkoordinasi menjaga kinerja perekonomian Indonesia tetap baik sambil sama-sama melalui masa penyesuaian ini.

"Kami akan terus menjaga perekonomian Indonesia, fondasi kami perkuat, kinerja kami perbaiki, hingga apa yang disebut sentimen market itu relatif bisa netral terhadap Indonesia," kata Sri Mulyani di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.

Menurut Sri menilai bahwa pengelolaan dari sisi fiskal tetap terjaga, dengan defisit transaksi berjalan di bawah batas aman 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), inflasi di kisaran 3,5 persen, serta tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen untuk kuartal I 2018 yang dinilai masih baik.

Menteri Sri memastikan bahwa pemerintah akan terus menjaga indikator-indikator tersebut hingga pelaku pasar melihat Indonesia sebagai negara dengan perekonomian yang baik dan stabil.

"Dengan demikian, seluruh adjustment ini bisa dilakukan secara jauh lebih cepat dan tanpa gejolak yang berarti, yang akan mengganggu pemulihan ekonomi Indonesia," imbuhnya.

Adapun tren pelemahan Rupiah sudah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir. Dinamika nilai tukar ada pada kisaran Rp 13.700 sampai Rp 13.900 hingga menyentuh angka Rp 14.000 per Dollar AS.

Analis yang memperkirakan pelemahan rupiah akan berlanjut selama sepekan ini, bahkan berpotensi sampai akhir Mei 2018. Faktor-faktor yang turut berkontribusi dalam pelemahan Rupiah adalah pembagian dividen emiten pada awal kuartal II 2018 yang menyebabkan tingginya permintaan terhadap dollar AS, penguatan mata uang Amerika Serikat, hingga kenaikan US treasury atau suku bunga obligasi negara di atas 3 persen.

--- Guche Montero

Komentar