Breaking News

TEKNOLOGI Menkominfo: Butuh Proses Panjang Tumbuhkan Kesadaran Literasi 02 Apr 2019 16:33

Article image
Menteri Kominfo Rudiantara dalam Peluncuruan Buku Literasi Digital oleh Siber Kreasi, di Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (01/04/2019). (Foto: ist)
Program Literasi Digital sangat strategis dalam mendukung pembangunan SDM untuk Indonesia maju karena kesenjangan antara perkembangan TIK dan kesiapan SDM harus ditangani secara serius dan dilakukan secara terstruktur dan komprehensif.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Menumbuhkan kesadaran literasi bagi masyarakat bukanlah pekerjaan mudah. Hal itu menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara membutuhkan proses panjang dan berkesinambungan.

“Literasi adalah hal yang fundamental, hal yang strategis. Namun, literasi ini bukan pekerjaan yang mudah, karena memerlukan waktu yang lama,” kata Menteri Rudiantara dalam Peluncuruan Buku Literasi Digital oleh Siber Kreasi, di Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (01/04/2019).

Selain itu, kata Menteri Kominfo, hal penting lainnya adalah keberadaan sumber daya manusia yang banyak dan berkualitas. "Misalnya yang telah dilakukan Gerakan Siber Kreasi. Mereka punya lebih dari 100 mitra dari organisasi maupun lembaga, dan LSM," tambahnya.

Siber Kreasi merupakan komunitas yang bergerak di bidang literasi digital. Sejauh ini, gerakan Siber Kreasi telah menjangkau ratusan kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

Menteri Rudiantara juga menyarankan agar setiap program yang dilakukan, harus melihat pada efektivitas. Artinya, diharapkan tidak terlalu banyak program yang dilakukan secara bersamaan.

“Saya berharap, program-program ini saking banyaknya, kadang-kadang kita bingung sendiri, programnya bayak. Kita harus lihat efektivitas dari program,” ucap Menteri Rudiantara.

Berkaitan dengan hal tersebut. Menteri Rudiantara mengevaluasi hasil dari indeks literasi di empat kota. Pasalnya program tersebut hanya melihat dari sisi potret yang dilakukan, apakah kegiatan yang dilakukan tersebut hanya sebatas memberikan informasi, atau ada langkah lainnya.

“Karenanya, saya juga minta, kita review semua program mana yang efektif. Kalau efektifnya otodidak (belajar sendiri). Ya sudah, gampangnya kita kerjasama dengan semua operator seluler,” tegas dia.

Menurut Rudiantara, umumnya, masyarakat kita saat ini kebanyakan mendapatkan manfaat informasi dari internet melalui ponsel (gadget). Meskipun sedikit yang menggunakan komputer.

Pendekatan hulu ke hilir

Literasi digital merupakan upaya pemerintah agar selalu hadir dan tegas untuk melindungi masyarakat dari penyebaran konten negatif. Pemerintah menggunakan pendekatan dari hulu ke hilir.

Terdapat tiga upaya antara lain (1) peningkatan kecakapan konten positif seperti fact checking, influencer, blogging, youtubers, serta bijak bermedia sosial, pengembangan ekonomi digital seperti jualan online, startup digital, dan juga digital parenting, (2) Peningkatan kecakapan anti konten negatif seperti hoax, cyberbullying, ujaran kebencian, pornografi, pembajakan, radikalisme, dan SARA, (3) Pengembangan kecakapan transformasi digital seperti coding, big data analytics, keamanan siber, kesadaran privasi, regulasi, dan kecerdasan buatan.

Sejak tahun 2017, Pemerintah telah menempatkan fokus pembangunan manusia melaui program literasi digital. Hingga akhir 2018 telah berlangsung lebih dari 350 kegiatan yang didukung oleh 96 mitra pendukung dari pemerintah, akademisi, profesi, LSM, persatan artis dan content creator serta key opinion leader.

Gerakan Siber Kreasi juga telah melakukan Training of Trainer (ToT) sebanyak 151.920 kali dan lebih dari 9.000 orang peserta forum. Selain itu juga telah menerbitkan buku literasi digital di literasidigital.id yang telah diunduh lebih dari 137.000 kali sejak Februari 2018.

Program Literasi Digital sangat strategis dalam mendukung pembangunan SDM untuk Indonesia maju karena kesenjangan antara perkembangan TIK dan kesiapan SDM harus ditangani secara serius dan dilakukan secara terstruktur dan komprehensif. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo mengembangkan kolaborasi, kerjasama serta gerakan yang masif dan juga viral untuk mewujudkan dan menghasilkan serta mengembangkan kecakapan masyarakat di era revolusi industri keempat.

--- Sandy Javia

Komentar