Breaking News

OPINI Merajut Mimpi di Tengah Badai Covid-19 02 May 2020 21:34

Article image
“Non scholae, sed vitae discimus; yang artinya kita belajar bukan untuk sekolah, melainkan untuk hidup."

Oleh : Maltildis Mensi Tiwe, SE, M. Si, Akt

“Never lost hope, because it is the key to achieve all your dreams.” (Jangan pernah kehilangan harapan, karena itu adalah kunci untuk meraih semua mimpimu.)

“Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang.” (Soekarno)

Setiap tanggal 2 Mei, kita memperingati satu hari penting bagi pendidikan di Indonesia, yakni Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Hardiknas tentu tidak bisa dilepaskan dari jasa Ki Hadjar Dewantara, sosok penting bagi Indonesia yang memperjuangkan hak rakyat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan. Namun, peringatan Hardiknas kali ini yang mengusung tema: “Percepat Pendidikan yang merata dan berkualitas” terasa berbeda dari sebelumnya, dikarenakan saat ini sedang mewabah pandemic Corona Virus Desease 2019 (Covid-19), yang mengharuskan semua peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan bahkan semua instasi harus menjalani social/physical distancing, dengan melakukan aktivitas belajar di rumah (Home Learning), mengajar dari rumah (Teach From Home) dan bekerja dari rumah (Work From Home). Aktivitas demikian tentunya tidak menyurutkan semangat belajar anak-anakku peserta didik, baik dari jenjang SD dan SMP, khususnya dan para pendidik serta tenaga kependidikan umumnya.

Pandemi Covid-19 adalah bagian dari ujianmu dalam merajut mimpimu. Artinya, apakah dalam situasi seperti saat ini, semangat juangmu sebagai seorang pelajar yang sedang belajar, mulai berkurang atau sebaliknya? Ingatlah, jika dalam situasi seperti saat ini, semangat belajarmu tetap membara di dada, maka niscaya mimpimu akan dapat engkau raih. Wabah Covid-19 bukan menjadi rintangan dalam merajut mimpi indahmu. Sebab, di saat seperti inilah engkau punya waktu yang cukup bahkan lebih dari cukup untuk belajar. Dan justru di saat seperti ini juga makna belajar akan semakin memberi tempat di hatimu, jika engkau memanfaatkan waktu seperti sekarang ini dengan baik, untuk belajar di rumah (home learning).

Belajar bagi seorang pelajar yang sedang belajar, tidak hanya berlangsung di sekolah saja, melainkan di rumah dan di masyarakat pun adalah tempat untuk belajar. Hal ini, seperti yang dikatakan oleh bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, yang nama aslinya Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, “Jadikan setiap tempat sebagai sekolah, dan jadikan setiap orang sebagai guru. Juga dikatakan bahwa setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah. Dan bukankah memang rumah sebagai sekolah utama dan pertama untuk anak-anakku belajar, dengan orang tuamu sebagai guru pertama dan utama. Jadi, janganlah menjadikan badai Covid-19 ini sebagai alasan untuk anak-anakku tidak mau belajar. Jadikan BUKU sebagai SAHABAT dekatmu di saat ada anjuran untuk social/physical distancing. Akan selalu dikenang dan dicatat dengan tinta emas tentang merajut mimpimu di tengah badai Covid-19 ini. Sebab dengan tetap melakukan kewajibanmu sebagai pelajar, itu merupakan wahana untuk meraih mimpi indahmu.

Belajar untuk Hidup

Oleh karena itu, walaupun kita tidak melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hardiknas, namun hal itu tidak mengurangi makna dari Hardiknas, yakni sebagai penghormatan terhadap sosok Ki Hadjar Dewantara yang adalah tokoh penting yang memperjuangkan hak masyarakat Indonesia dalam dunia pendidikan. Dan atas jasa beliaulah, maka saya, anda, dan anak-anakku serta kita, bisa menyenyam pendidikan saat ini.

Oleh karena itu, untuk mengenang jasa baik Bapak Pendidikkan kita, maka setiap tanggal 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Nasional yang juga merupakan hari kelahiran beliau. Bisa dibayangkan, jika kita tidak bersekolah, maka kita akan menjadi buta huruf. Namun, dengan bersekolah atau melalui pendidikan, kita bisa belajar banyak hal. Dan ingatlah akan ungkapan Latin ini: “Non Scholae, Sed Vitae Discimus”; yang artinya kita belajar bukan untuk sekolah, melainkan untuk hidup. Hemat saya, inilah tujuan pendidikan yang diperjuangkan oleh Bapak Pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara. Menurut beliau, Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Jadi, pendidikan itu memiliki invest jangka panjang. Artinya, tugas para pendidik adalah menuntun keluar, tentunya ke masa depan. Hal ini, sesuai dengan etimologi Pendidikan yang berasal dari Bahasa Latin Ducare, yang berarti menuntun, mengarahkan atau memimpin; dan awalan e, berarti keluar. Jadi, Pendidikan berarti kegiatan menuntun keluar. Dalam hal ini, keluar dari kebodohan menuju kecerdasan; dari kegelapan menuju terang.

Bapak Ki Hadjar Dewantara memang telah tiada, namun mimpi-mimpi beliau tetap menggelora dan hidup dalam diri anak-anakku, para peserta didik SD dan SMP. Oleh karena itu, jangan padamkan api semangat perjuanganmu dalam merajut mimpi-mimpi indahmu, walau badai Covid-19 sedang mewabah di negeri kita saat ini. Namun never give up (Jangan menyerah), sembari berdoa kepada Tuhan yang Empunya kehidupan.

Spirit 3P

Dalam kaitan dengan tema Hardiknas tahun 2020 ini yakni “percepat Pendidikan, yang merata dan berkualitas,” kita semua berharap agar Pemerintah Pusat dapat segera merealisasikannya, sehingga tidak ada lagi dikotomi ataupun disparitas dalam dunia pendidikan, baik dalam hal SDM, infrastruktur, soft skill maupun hard skill. Dengan demikian, kiranya tema yang diusung ini tidak hanya sebagai slogan belaka, melainkan segera dieksekusi dengan tindakan nyata.

Namun demikian, percepatan pendidikkan yang merata dan berkualitas memang tidak hanya tugas Pemerintah Pusat, tetapi juga merupakan tugas kita bersama teristimewa para peserta didik sebagai harapan bangsa, melalui perbuatan Belajar Terus dan Terus Belajar. Mengapa? Karena kualitas pendidikan bukan hanya soal Penampilan gedung, penampilan warganya, bukan juga hanya soal Pelayanan yang prima para stakeholder, melainkan juga soal Prestasi.

Artinya, spirit Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3P) adalah tiga benang merah menuju pendidikan yang berkualitas dan merata. Dan tentunya Prestasi hanya dapat diraih jika semua komponen yang ada di sekolah sama-sama bekerja dan bekerja bersama-sama sesuai dengan peran masing-masing, teristimewa melalui perbuatan belajar kalian para peserta didik.

Dan yang jelas, Prestasi satuan pendidikan tidak ditentukan oleh sederetan piala atau piagam yang dipajang di etalase sekolah, melainkan Prestasi yang sesungguhnya tercermin melalui perubahan sikap, perilaku, tutur kata dan perubahan moral kalian peseta didik yang sedang belajar, sebagai buah dari hasil belajar. Dengan kata lain, Prestasi Belajar itu tampak dalam pribadi yang Cerdas dan Berkarakter dalam diri peserta didik.

Oleh karena itu, ungkapan ini bisa dijadikan bahan refleksi, terkait dengan percepat Pendidikan yang merata dan berkualitas, yakni “Jangan tanyakan apa yang Pemerintah (Negara) berikan kepadamu, kepadaku, kepada kita, tetapi tanyakan apa yang aku, kamu dan kita berikan kepada Pemerintah (Negara)-ku, -mu dan -kita” dalam mewujudkan atau merealisasikan tema Hardiknas ini, sebagaimana ungkapan yang pernah diucapkan oleh John F. Kennedy, presiden Amerika Serikat yang ke-35 tersebut. 

Maka, kunci percepatan Pendidikan yang merata dan berkualitas ada dalam diri peserta didik, para pendidik dan pemerintah. Dengan demikian, sinergi dan kolaborasi peserta didik (keluarga), pendidik (sekolah) dan pemerintah (masyarakat), niscaya akan menghasilkan Prestasi Belajar yang diharapkan.

“Seseorang yang berhenti belajar adalah orang lanjut usia, meskipun umurnya masih remaja. Seseorang yang tidak pernah berhenti belajar akan selamanya menjadi pemuda.” (Hendry Ford)

“Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu inginkan, maka kamu tidak akan mendapatkannya. Jika kamu tidak bertanya maka jawabannya adalah tidak. Jika kamu tidak melangkah maju, kamu akan tetap berada di tempat yang sama.” (Nora Roberts)

Demikianlah tulisan ini, yang kupersembahkan bagi para peserta didik dalam rangka memperingati Hardiknas di tengah situasi pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19, telah mengubah segala kebiasaan kita. Namun demikian, jangan sampai menyurutkan, meredupkan dan bahkan memadamkan semangat belajar kalian para peserta didik yang sedang merajut mimpi-mu. Sekali lagi, anggap saja badai Covid-19 sebagai ujian dalam merajut mimpi demi meraih impian-mu.

Sebuah ungkapan bahasa Latin berbunyi: "Per aspera ad astra: melalui kesulitan menggapai bintang." 

Pada akhir tulisan ini, saya mengutip ucapan Thomas Alva Edison, bahwa kesuksesan itu 1% adalah inspirasi, 99 % adalah respirasi (keringat) atau kerja keras. Dan dalam konteks sebagai peserta didik yang sedang belajar, kerja kerasnya adalah belajar yang keras, belajar yang tekun dan belajar yang serius, demi mewujudkan mimpi-mu. Yakinlah, badai Covid-19 ini pasti berlalu. Tetap semangat belajar dan tetap jaga kesehatan.!

 

* Penulis adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Komentar