Breaking News

REGIONAL Pasca Kebakaran, Kemensos RI Akan Bangun 31 Unit Rumah Layak Huni di Kampung Adat Nggela 12 Jun 2019 11:42

Article image
Kampung Adat Nggela, Ende saat mengalami bencana kebakaran pada Oktober 2018 lalu. (Foto: Ist.)
Tercatat, ada 31 KK yang akan menerima bantuan tersebut.

ENDE, IndonesiaSatu.co-- Kementerian Sosial RI akan membangun 31 unit rumah layak huni di perkampungan adat Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ende, Yeremias Bore menyatakan, rumah layak huni itu dibangun bagi 31 Kepala Keluarga yang mengalami bencana kebakaran perkampungan adat Nggela pada 29 Oktober 2018 lalu.

“Kalau di Nggela sudah ada jawaban. Kementerian Sosial sudah turun assesment,” ungkap Yeremias dia di Ende, Senin (10/06/19).

Yeremias menerangkan bahwa pasca bencana kebakaran, pada November 2018 lalu, pihaknya mengajukan bantuan rumah ke pihak Kemensos. Tercatat, ada 31 KK yang akan menerima bantuan tersebut.

“Di luar dari rumah-rumah adat, itu bukan kewenangan kami. Karena lebih dari 30 rumah, maka diintervensi oleh Kemensos. Kalau kurang dari 30 rumah, kita ajukan ke propinsi menggunakan APBD I,” terangnya.

Terkait dengan besarnya bantuan yang dikucurkan Kemensos, Yeremias mengaku belum diketahui secara pasti. Sebab, dana tersebut akan ditransfer secara langsung ke masing-masing rekening.

“Soal besarnya bantuan (dana), kita belum pastikan, tapi kalau pengalaman sebelumnya biasanya besarannya Rp 25 Juta. Itu kalau kita lihat seperti perkampungan Gurusina di Kabupaten Ngada,” bandingya.

Seperti diberitakan media ini, kampung Adat Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, NTT, pada Senin (29/10/18) siang dilanda bencana kebakaran.

Sebanyak 31 unit bangunan rumah termasuk 21 unit rumah adat di lokasi kejadian tersebut, ludes terbakar.

“Dari 31 rumah yang terbakar, 21 rumah di antaranya adalah rumah adat. Sedangkan sisanya yakni rumah warga. Saat kejadian sekitar pukul 14.00 Wita, semua rumah adat beserta isinya itu tidak dapat diselamatkan karena hangus terbakar. Api baru mereda satu jam kemudian," ungkap Kepala Desa Nggela, Vinsensius Beo pada saat kejadian.

Menurut keterangan Vinsensius, saat kejadian, ia bersama warga setempat telah berusaha untuk memadamkan api, namun karena kobaran semakin besar dan menyambar dengan cepat, maka tidak ada bangunan rumah yang dapat diselamatkan.

"Bencana ini melanda salah satu aset budaya. Selain rumah-rumah adat, juga benda-benda peninggalan sejarah yang tak ternilai. Kami sungguh berduka atas bencana ini," kata Vinsensius kala itu.

--- Guche Montero

Komentar