Breaking News

INTERNASIONAL Pasok Sistem Antirudal ke Jepang, AS Dikecam Rusia 29 Dec 2017 11:11

Article image
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova. (Foto: DPA)
Kemlu Rusia: Langkah-langkah AS dan Jepang tidak sejalan dengan usaha kami untuk menciptakan perdamaian dan keamanan regional di wilayah ini.

MOSKOW, IndonesiaSatu.co --  Pemerintah Rusia menuding Amerika Serikat (AS) melanggar sebuah perjanjian pengawasan senjata. Hal itu dikaitkan dengan sikap AS yang diketahui telah menetapkan kesepakatan untuk memasok sistem persenjataan antirudal ke Jepang.

Seperti dilansir Deutsche Presse Agentur/DPA, Jumat (29/12/2017), juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova mengatakan, kesepakatan AS dengan Jepang termasuk dalam rencana yang lebih besar AS untuk membangun "sistem antirudal” secara global.

Zakharova menyatakan, AS melanggar kesepakatan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Nuklir Tingkat Menengah (INF), sebuah kesepakatan pengawasan senjata antara Rusia dan AS yang telah berlaku selama 30 tahun.

"Sistem ini memiliki peluncur rudal universal untuk semua jenis rudal. Artinya, AS telah melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian INF. Kita perlu tahu, Jepang adalah sekutu AS dalam urusan ini," kata Zakharova seperti dikutip dari DPA, Jumat (29/12/2016).

Pemerintah Jepang disebutkan telah menyetujui rencana untuk membeli dua sistem pertahanan antirudal “Aegis Ashore” AS untuk menghadapi ketegangan di Semenanjung Korea.

Pihak Rusia mencemaskan kesepakatan tersebut karena sistem pertahanan antirudal buatan AS diklaim juga memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal.

Saling tuding pernah terjadi pada Maret lalu, ketika otoritas pertahanan AS menuduh Rusia melanggar perjanjian INF mengenai persenjataan berbasis sistem rudal.

Otoritas di Kemlin menyebut pula penempatan sistem antirudal buatan AS lainnya di Eropa timur, yakni Rumania dan Polandia, yang menurutnya mampu meluncurkan rudal. Selain itu, pihak Rusia juga menduga sistem antirudal serupa akan digunakan di Polandia.

"Kami yakin, langkah-langkah AS dan Jepang  tidak sejalan dengan usaha kami untuk menciptakan perdamaian dan keamanan regional di wilayah ini," ungkap Zakharova.

--- Rikard Mosa Dhae