Breaking News

INTERNASIONAL Pejuang Perempuan Inggris Tewas Terkena Rudal Turki di Afrin 19 Mar 2018 16:06

Article image
Pejuang perempuan asal Inggris yang bertempur bersama pasukan Kurdis di bagian selatan Suriah. (Foto: The Guardian)
Dalam sebuah pernyataan kepada Guardian hari Senin, komandan dan juru bicara YPJ Nesrin Abdullah mengatakan kemartiran [Campbell] adalah kehilangan besar.

AFRIN, IndonesiaSatu.co -- Seorang pejuang perempuan asal Inggris yang bertempur bersama pasukan Kurdi di bagian selatan Suriah dinyatakan tewas, demikian pernyataan para komandan Kurdi.

Anna Campbell, demikian nama lengkap pejuang asal Lewes, Sussex Timur, adalah pejuang sukarela yang tergabung dalam Unit Perlindungan Perempuan Kurdi atau Kurdish Women’s Protection Units (YPJ) yang dibekingi Amerika Serikat (AS) sedang berada di lokasi pertempuran di kota Afrin ketika dia dan konvoinya diserang rudal Turki pada 16 Maret 2018.

Beberapa sumber sebagaimana diberitakan The Guardian (19/3/2018) menyebutkan, gadis berusia 26 tahun tersebut pertama kali berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan Kurdi melawan ISIS. Oleh para komandan Kurdi, dia dikirim ke Afrin setelah Turki melancarkan serangan darat dan udara terhadap kekuatan Kurdi pada Januari lalu.

“Awalnya mereka menolak, tapi dia bersikeras, dan bahkan rambutnya yang pirang dicat hitam agar tidak dicurigai sebagai orang Eropa,” kata sumber YPJ kepada Guardian.

“Akhirnya mereka memberikan izin dan membiarkan dia pergi.”

Dia bukanlah perempuan Inggris pertama yang terbunuh karena bergabung dengan Kurdi dan melawan Suriah, tapi juga orang Briton pertama yang tewas sejak Turki menyerang teritori Kurdi pada 20 Januari  2018.

Dalam sebuah pernyataan kepada Guardian hari Senin, komandan dan juru bicara YPJ Nesrin Abdullah mengatakan: “Kemartiran [Campbell]  adalah kehilangan besar bagi kami karena dengan jiwa internasionalnya, semangat revolusionernya, dengan memperlihatkan kekuatan perempuan, dia mengekpresikan kemauannya dalam segala tindakannya… Di tengah Unit Pertahanan Perempuan YPJ, kami menyatakan kesedihan yang mendalam kepada keluarganya dan kami berjanji untuk mengikuti jejaknya. Kami akan menghadirkannya dalam seluruh perjuangan kami.”

Ayahnya, Dirk Campbell, menggambarkannya sebagai “anak perempuan yang cantik dan penyayang” yang menempuh jalan panjang untuk menciptakan dunia yang dia yakini.

“Anna sangat  idealis, sangat serius, sangat sepenuh hati dan ingin membuat dunia lebih baik. Dia tidak sedang berperang ketika meninggal, dia hanya bertahan melawan serangkan Turki.”

Pada beberapa bulan belakangan ini Turki sudah menggeser perhatian dari berperang melawan ISIS di Suriah untuk mencegah YPG yang akan menduduki perbatasan, dan berdalih bahwa YPG berafiliasi dengan  kelompok pemberontak, Partai Pekerja Kurdistan atau Kurdistan Workers’ party (PKK). AS, Uni Eropa, dan Inggris tidak menganggap YPG sebagai kelompok teroris, karena itu patut didukung karena telah bertempur melawan ISIS sejak 2004.

Campbell adalah warga negara Inggris kedelapan yang terbunuh ketika membela Kurdis di Suriah.

--- Simon Leya

Komentar