Breaking News

NASIONAL Pemindahan Ibu Kota, Pengamat: Bukti Jokowi Pemimpin Visioner 27 Aug 2019 11:46

Article image
Desain awal ibukota baru. (Foto: ist)
Direktur Anak Bangsa Juara, Michael Umbas misalnya menilai keputusan Presiden Jokowi memindahkan ibu kota ke Kaltim menunjukkan bahwa Jokowi seorang pemimpin yang visioner dan mau keluar dari zona nyaman.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur (Kaltim) mendapat beragam tanggapan. Namun sebagian besar mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut.

Direktur Anak Bangsa Juara, Michael Umbas misalnya menilai keputusan Presiden Jokowi memindahkan ibu kota ke Kaltim menunjukkan bahwa Jokowi seorang pemimpin yang visioner dan mau keluar dari zona nyaman.

Apresiasi datang dari pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Slamet Rosyadi. Menurutnya, pemindahan ibu kota ke Kaltim akan menjadi solusi efektif untuk mewujudkan pemerataan.

"Kebijakan pemindahan ibu kota menjadi bukti bahwa Jokowi seorang pemimpin yang visioner, pendobrak, mau keluar dari zona nyaman, dan mencerminkan sikap sebagai negarawan," kata Umbas dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (26/8/2019).

Dia juga menilai keberanian Jokowi memindahkan ibu kota menunjukkan komitmennya terhadap perubahan seperti yang disampaikan Presiden bahwa beban DKI Jakarta dan Pulau Jawa sudah begitu berat serta menginginkan adanya pemerataan pembangunan nasional bersifat Indonesia sentris.

Menurut dia, kita harus menyadari bersama bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar, dan baru saja merayakan HUT ke-74 namun kita belum pernah menentukan dan merencanakan ibu kota sendiri.

"Karena itu pengumuman ibu kota baru di sebagian Penajam Passer Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur bisa dikatakan sebagai hadiah di momen kemerdekaan Indonesia. Andai Bung Karno masih hidup, beliau yang dulu menggagas ide ini pasti bangga," ujarnya.

Selain itu dia mengatakan kebijakan pemindahan ibu kota membutuhkan dukungan DPR RI, dan Presiden Jokowi sangat paham itu sehingga telah mengirimkan surat kepada DPR terkait kebijakan tersebut pada Senin (26/8/2019).

Dia berharap para wakil rakyat menyetujui dan mendukung penuh rencana pemindahan ibu kota dan dirinya optimistis dukungan dari DPR saat ini yang akan berakhir maupun yang nantinya dilantik pada awal Oktober 2019 tidak perlu diragukan.

"Presiden Jokowi berpikir tidak untuk kepentingan lima tahunan, melainkan jangka panjang. Generasi bangsa masa depan akan menuai manfaat pemindahan ibu kota," katanya.

 

Solusi efektif

Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Slamet Rosyadi mengatakan pemindahan ibu kota ke Kaltim akan menjadi solusi efektif untuk mewujudkan pemerataan.

"Pindahnya ibu kota negara diharapkan menjadi solusi efektif untuk mewujudkan pemerataan pembangunan," katanya di Purwokerto, Selasa.

Dia mengatakan Jakarta nantinya bisa menjadi kota bisnis dan perdagangan.

"Biarkan Jakarta nantinya menjadi kota dagang atau industri. Sedangkan Kalimantan Timur bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan," katanya.

Kendati demikian, kata dia, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur tersebut perlu dikaji secara menyeluruh.

"Yang penting biaya pemindahan ibu kota tidak bertambah berat karena biaya lingkungan akibat pembukaan lahan baru, potensi ancaman terhadap keragaman hayati dan konflik lahan dengan masyarakat lokal," katanya.

Menurut dia, pemindahan ibu kota merupakan wacana yang baik. "Pasalnya, selama ini pusat ekonomi berada di Jakarta. Sementara daerah-daerah lain seperti di luar Jawa menjadi kurang berkembang, fasilitas modern sebagian besar ada di Jakarta," katanya.

Dia juga menyebutkan pemisahan kota dagang dan industri dengan ibukota negara akan membawa dampak yang positif.

"Contohnya, Australia. Canberra sebagai ibu kota negara, bukan merupakan kota dagang atau industri. Dari awal Canberra adalah pusat administrasi pemerintahan. Kenapa? supaya warga yang membutuhkan layanan administrasi akan mengalami kemudahan. Tidak perlu bersusah payah karena kemacetan," katanya.

--- Redem Kono

Komentar