Breaking News

REGIONAL Pemuda Katolik Ende Harap Idul Fitri Bawa Solidaritas 26 Jun 2017 06:51

Article image
Ketua Pemuda Katolik Ende, Rae Agustinus. (Foto: Guche Montero)
Ruang silaturahmi antar-umat beragama pada perayaan Idul Fitri menjadi penting agar kerukunan, ketenangan, keharmonisan dan kedamaian tetap terjaga dengan baik.

ENDE, IndonesiaSatu.co -- Ketua Pemuda Katolik Ende, Rae Agustinus mengharapkan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 H oleh segenap umat Islam pada tahun ini menjadi perekat persatuan, mempererat toleransi serta semakin memupuk perdamain antar-umat beragama.

“Idul Fitri sebagai perayaan besar keagamaan diharapkan membawa solidaritas iman di tengah pelbagai isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA). Ruang silaturahmi antar-umat beragama pada perayaan Idul Fitri menjadi penting agar kerukunan, ketenangan, keharmonisan dan kedamaian tetap terjaga dengan baik,” kata Rae Agustinus yang akrab disapa Gusty di Ende, Minggu (25/06/2017).

Gusty menegaskan, pada prinsipnya agama merupakan tanda rahmat dan kasih bagi seluruh umat manusia dan alam semesta. Menurutnya, implementasi setiap ajaran agama selalu merujuk pada kerukunan dan kedamaian bagi umat manusia dan segenap makhluk ciptaan.

“Sebagaimana perayaan keagamaan lain, Hari Raya Idul Fitri merupakan cara umat Islam memperingati relasi kasih dengan Tuhan dan sesama serta alam semesta. Relasi yang harmonis tentu menciptakan persatuan, kerukunan, dan kedamaian mulai dari dalam hati,” lanjutnya.

Ia mengakui bahwa sejauh ini Pemuda Katolik Ende terus membangun komunikasi lintas-agama dengan berbagai organisasi dan elemen keagamaan.

“Komunikasi dan kerja sama terus kami bangun, baik dengan organisasi keagamaan, kepemudaan maupun kegiatan lintas-iman sehingga diharapkan terbangun suatu relasi yg kokoh dan solider untuk sama-sama mengabdi bagi bangsa dan daerah,” jelasnya.

Menurut Gusty, sejauh ini pihaknya terus berkomunikasi dengan para tokoh Nadhatul Ulama (NU), Muhammadyah, dan ormas Islam lainnya. Hal itu sangat intens dilakukan sebagai bentuk komitmen menjaga persatuan, kerukunan dan persaudaraan antar-umat beragama serta upaya meredam isu SARA yang merebak di masyarakat.

“Toleransi antar-umat harus menjadi identitas dan jati diri bersama sebagai anak bangsa," pungkasnya.

 

--- Guche Montero

Komentar