Breaking News

GAYA HIDUP Penelitian: Menikah Dapat Mengurangi Stres 19 Feb 2017 14:39

Article image
Penelitian membuktikan bahwa pernikahan dapat mencegah berbagai penyakit ringan. (Foto: cadbaskets.com)
Para peneliti menemukan bahwa tingkat cortisol pada ludah partisipan yang menikah lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menikah selama tiga hari berturut-turut.

SUDAH banyak penelitian tentang dampak perkawinan terhadap kesehatan manusia. Sebuah studi terbaru menyebutkan orang yang menikah rata-rata memiliki cortisol  (produksi hormon stres) lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menikah.

Cortisol berfungsi untuk mengatur perubahan dalam tubuh, termasuk tingkat gula dalam darah, kekebalan, dan peradangan.

Penelitian terdahulu mengatakan bahwa orang yang menikah lebih sehat daripada mereka yang tidak menikah.  

Ini merupakan penelitian pertama yang menjelaskan bagaimana perkawinan berdampak pada kesehatan melalui pendekatan biologi.

Dalam studi  ini, Carnegie Mellon University yang melakukan penelitian mengumpulkan contoh ludah 500 orang dewasa sehat berumur antara 21 hingga 55 tahun  selama tiga hari berturut-turut. Sampel diambil setiap hari dan diteliti tingkat cortisol.

Para peneliti menemukan bahwa tingkat cortisol pada ludah partisipan yang menikah lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menikah selama tiga hari berturut-turut. 

Brian Chin, Direktur Program PhD pada Dietrich College of Humanities and Social Sciences' Department of Psychology, mengatakan bahwa ada perbedaan tingkat cortisol pada mereka yang menikah dan yang tidak. Mereka yang menikah, tingkat penurunan cortisol sebanyak satu persen setiap hari.

Tim peneliti juga membandingkan ritme cortisol dari masing-masing orang setiap hari. Hasilnya, tingkat cortisol mencapai puncak pada saat orang bangun tidur dan berkurang sepanjang hari.

Mereka yang menikah memperlihatkan penurunan cortisol yang lebih cepat, sebuah pola yang dihubungkan dengan risiko yang lebih rendah mengidap penyakit jantung, dan memiliki daya tahan yang lebih kuat untuk mereka yang menderita kanker.

Peningkatan kadar cortisol akan memperpanjang tingkat stress dan dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol peradangan. 

Penelitian-penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa pernikahan berkaitan dengan tingkat cortisol yang lebih rendah karena rata-rata mereka yanag menikah relatif puas dengan perkawinan mereka.

Pada tahun 2014, sebuah penelitian yang dilakukan University of Chicago menemukan bahwa hampir 60 persen dari orang yang menikah dilaporkan sangat bahagia dengan hubungan mereka.

Namun studi lain tidak sependapat dengan pendapat di atas. Menurut penelitian meta-analysis terkini, tidak ada hubungan antara kualitas pernikahan dan tingkat cortisol. 

Karena orang-orang yang berstatus menikah kerap mengalami isolasi sosial dan  kehilangan dukungan sosial.

Sementara itu, orang yang tidak pernah menikah juga mengalami stigma dan diskriminasi atas status mereka dengan cap bujang lapuk atau perawan tua. Karena itu, baik status menikah maupun tidak sama-sama bisa menaikkan tingkat stres. 

Para peneliti mengatakan bahwa tingkat cortisol yang lebih rendah pada mereka yang menikah juga berhubungan dengan akses mereka yang lebih baik terhadap pemeliharaan kesehatan, seperti asuransi dan dukungan ekonomi lainnya.

“Memiliki seseorang di dekat Anda yang selalu mengingatkan Anda untuk belajar hidup lebih sehat: seperti tidak merokok, tidak mabuk, dan makan dan istirahat cukup,” jelas Brian Chin sebagaimana dikutip Daily Mail Online (13/2/2017).

Chin menambahkan, ke depan pihaknya akan melakukan penelitian untuk melihat faktor-faktor psikologis yang berperan menurunkan kadar cortisol pada mereka yang menikah dibandingkan mereka yang tidak menikah.

Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa pernikahan dapat mencegah berbagai penyakit ringan. Sebuah penelitian yang dilakukan pada  January 2016 menemukan bahwa perkawinan dapat mencegah patah pinggul di usia tua.

Menurut penelitian tersebut, pria berusia tua bisa meminimalkan risiko patah pinggul sebanyak 50 persen bila mereka menikah dibandingkan hanya 30 persen bila tidak menikah.

Para ahli menyimpulkan bahwa manula yang hidup berpasangan tidak cepat kelihatan lemah dan ringkih dibandingkan dengan manula yang hidup sendirian tanpa ada yang memberikan perhatian.

--- Simon Leya

Komentar