Breaking News

INTERNASIONAL Penembakan Brutal di Pusat Perbelanjaan Texas, Sedikitnya 20 Orang Tewas 04 Aug 2019 10:04

Article image
Sejumlah aparat kepolisian lokal dan FBI berjaga di lokasi penembakan di El Paso, Texas, Amerika Serikat. (Foto: AFP/spiegel.de)
Presiden AS Donald Trump mengutuk pelaku penembakan dan menyatakan insiden tersebut sebagai peristiwa “mengerikan dan tidak beradab”.

EL PASO, IndonesiaSatu.co Peristiwa penembakan yang memakan puluhan korban tewas terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di El Paso,Texas, Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (3/8/2019) waktu setempat.

Seperti dilansir Spiegel Online, Minggu (4/8/2019), Gubernur Texas Greg Abbott menyatakan, sedikitnya dua puluh orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka.

"Dipastikan sedikitnya dua puluh orang tak berdosa dari El Paso telah kehilangan nyawa mereka dan puluhan lainnya terluka," ungkap Abbott, seperti dikutip dari spiegel.de, Minggu (4/8/2019).

Abbott menegaskan, seluruh pemerintahan bersatu bersama keluarga korban menghadapi peristiwa mengerikan itu.

"Seluruh jajaran pemerintah bersatu dan mendukung para korban dan anggota keluarga mereka. Kami akan melakukan semua hal yang kami bisa untuk membantu mereka," tambah Abbott.

Kepala Polisi El Paso Greg Allen mengatakan, sedikitnya 26 orang terluka  dan telah dievakuasi ke dua rumah sakit, yakni University Medical Center of El Paso dan Del Sol Medical Center.

Ia menambahkan, seorang tersangka pelaku berhasil ditangkap dan ditahan. Pihak kepolisian memperkirakan hanya satu pelaku dalam insiden tersebut namun jumlahnya bisa berubah.

Sementara itu, Presiden AS  Donald Trump mengutuk pelaku penembakan brutal dan menyatakan insiden tersebut sebagai peristiwa “mengerikan, dan tidak beradab”.

Trump juga menyatakan telah berbicara kepada Gubernur Texas Greg Abbott dan menjanjikan dukungan total.

"Bekerjalah dengan otoritas negara dan lokal serta penegak hukum. Saya telah berbicara dengan Gubernur Abbott untuk menjanjikan dukungan total dari pemerintah federal. Tuhan bersama kalian semua!" tegas Trump.

 --- Rikard Mosa Dhae