Breaking News

REGIONAL Peringati HUT RI ke-75, Gabungan Komunitas Rajut Solidaritas Kebangsaan di Gunung Koto-Nagekeo 18 Aug 2020 11:54

Article image
Gabungan Komunitad dan Organisasi usai Pengibaran Bendera di puncak Gunung Koto, Nagekeo, Flores, NTT. (Foto: Dok.Tim)
Jecko tak menampik bahwa di tengah arus global, segala hal bisa terjadi jika generasi kehilangan pegangan nilai budaya dan jiwa nasionalisme.

NAGEKEO, IndonesiaSatu.co-- Dalam rangka memperingati momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, sejumlah komunitas dan organisasi merajut solidaritas kebangsaan menggelar apel bersama di puncak Gunung Koto (Kedi Koto) yang terletak di Desa Paumali, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (17/8/2020).

Adapun komunitas dan organisasi yang terlibat dalam momentum bersejarah tersebut yakni Ketua Kepemudaan Keuskupan Agung Ende, RD. Yanto Songka, Pengurus Federasi Sport Indonesia (FASI), Generasi Mengawal Pancasila (GEMPA) NTT, Kepala Desa Riti dan Kepala Desa Paumali, Langa Tracking Community (LTC), OMK Paroki Riti, Persedo, para guru dan siswa SDK Kelimari serta beberapa komunitas lainnya dari Bajawa, Kabupaten Ngada.

Sebelum menggelar Apel Bendera, para peserta melakukan tracking bersama menuju puncak Gunung Koto dengan menempuh jarak 1.250 kaki dari permukaan laut dengan durasi waktu sekitar 4 jam lamanya.

Dalam amanatnya selaku Pembina Upacara, RD. Yanto Songka, Pr, menegaskan sikap kesetiakawanan dan cinta damai harus menjadi fondasi bersama dalam menjaga keutuhan NKRI dan merawat kebhinekaan bangsa.

"Hendaknya kita selalu rendah hati, saling mencintai, berbela rasa, solider dan menerima perbedaan sebagai kekayaan bangsa. Kita semua adalah putera-puteri bangsa yang selalu dinaungi oleh pancaran cinta bernama Pancasila," kata Romo Yanto.

Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Ende ini berharap agar momentum peringatan HUT RI ke-75 hendaknya semakin mengeratkan tali persatuan, kerukunan dan cinta di antara sesama anak bangsa.

"Inilah moment refleksi agar kita bisa berubah dan ikut berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Hendaknya kita tetap saling merawat toleransi dan perbedaan serta tetap menjaga keutuhan NKRI," ajak Romo Yanto.

Rajut Solidaritas, Rawat Kebhinekaan

Kepada media ini, Ketua GEMPA NTT, Kornelius Jewata, yang juga salah satu inisiator kegiatan tersebut mengatakan bahwa momentum intan HUT Kemerdekaan RI harus dimaknai sebagai perekat solidaritas dan menegaskan warna NKRI yang berbhineka.

"Kebhinekaan adalah identitas bangsa. Merajut solidaritas adalah wujud nasionalisme sebagaimana spirit itu ditanamkan oleh para pendiri bangsa (Founding Fathers) hingga memproklamirkan kemerdekaan. Merawat kebhinekaan dan merajut solidaritas kebangsaan adalah pilihan moril pada momentum bersejarah hari ini," ungkap tokoh muda Nagekeo yang akrab disapa Jecko ini.

Jecko mengaku, sebagai generasi bangsa di tengah berbagai fenomena dan ancaman intoleransi dan radikalisme, dirinya mengajak agar generasi bangsa perlu kembali kepada nilai-nilai budaya sebagai pedoman agar tidak terjebak dalam paham-paham anti-Pancasila.

"Soal toleransi, bumi NTT adalah rahimnya. Maka tidak berlebihan jika predikat NTT adalah Nusa Terindah Toleransi. Inilah kebanggaan dan kekuatan karena lahir dari kebhinekaan nilai-nilai budaya yang terus diwarisi hingga kini," katanya.

Meski demikian, Jecko tak menampik bahwa di tengah arus global, segala hal bisa terjadi jika generasi kehilangan pegangan nilai budaya dan jiwa nasionalisme.

Ia mengajak semua elemen bangsa terutama pengurus GEMPA NTT, di setiap Kabupaten/kota hingga di tingkat Desa, untuk tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga tenunan nilai Nusantara dalam bingkai NKRI.

"Diharapkan agar dari momentum bersejarah HUT Intan RI ini, segenap elemen bangsa bersatu hati, bersolider, terus merawat perbedaan sebagai perekat, serta menjadikan Pancasila sebagai nilai paripurna dalam hidup berbangsa dan bermasyarakat. Dari puncak 'Kedi Koto', DIRGAHAYU Indonesia, rumah kami semua," tandas Jecko yang juga pemimpin upacara pada Apel Bendera.

--- Guche Montero

Komentar