Breaking News

INTERNASIONAL Pesawat Il-20 Ditembak Jatuh Rudal S-200 Suriah, Rusia Salahkan Israel 19 Sep 2018 06:33

Article image
Pesawat militer Rusia, Ilyushin Il-20. (Foto: sputiknews.com)
Moskow menuding Israel menggunakan pesawat Il-20 sebagai tameng untuk mendekati target di darat tanpa terkena tembakan sistem anti-pesawat Suriah.

MOSKOW, IndonesiaSatu.co -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pesawat militer Ilyushin-20 (Il-20) ditembak jatuh oleh sistem rudal S-200 Suriah sebagai reaksi atas serangan empat jet tempur F-16 Israel di Latakia, Senin malam (17/9/2018) waktu setempat.

Dikutip dari faz,net, Rabu (19/9/2918), pihak Moskow tidak menyalahkan Damaskus atas insiden yang menewaskan 15 tentara Rusia itu. Otoritas Rusia justru menyalahkan militer Israel.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, Tel Aviv sepenuhnya menjadi pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu. Pasalnya, empat jet tempur F-16 Israel yang tengah melakukan serangan udara ke target-target di Latakia hanya memberi peringatan satu menit kepada Moskow.

Peringatan yang sangat singkat itu menyebabkan pesawat Il-20 Rusia terperangkap dalam posisi baku-tembak antara Israel dan Suriah.

"Kami melihat tindakan militer Israel sebagai musuh," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov kepada stasiun televisi pemerintah Rusia seperti dikutip dari faz.net.

"Tindakan militer Israel yang tidak bertanggung jawab itu menyebabkan 15 personel (militer) Rusia tewas," tambah Konashenkov.

Konashenkov juga menyebutkan, jet-jet tempur F-16 Israel menggunakan pesawat Rusia sebagai tameng untuk memungkinkan mereka mendekati target mereka di darat tanpa terkena tembakan sistem anti-pesawat Suriah.

Menurut Konashenkov, pilot Israel tidak mungkin gagal melihat pesawat Rusia, karena posisi mereka dalam jarak yang cukup dekat dengan kemampuan sistem yang memadai untuk menghindarkan insiden tersebut terjadi.

Moskow menilai Israel telah melakukan provokasi serius dan mengancam akan membalas dendam atas tindakan tersebut.

"Insiden yang terjadi sangat tidak sesuai dengan semangat kemitraan Rusia-Israel," tegas Konashenkov.

--- Rikard Mosa Dhae