Breaking News

PENDIDIKAN Pimnas 2018, UGM Patahkan Dominasi Universitas Brawijaya 03 Sep 2018 16:05

Article image
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mematahkan dominasi UB yang sebelumnya telah menjadi juara umum enam kali. (Foto: iNews.id)
Wakil Rektor III Universitas Brawijaya Prof Arief Prajitno menyampaikan permohonan maafnya karena tidak bisa mempertahankan torehan prestasi tertinggi sebagai juara umum Pimnas 2018.

MALANG, IndonesiaSatu.co --  Dominasi Universitas Brawijaya (UB) pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) akhirnya terpatahkan.

Pada Pimnas ke-31 yang diselenggarakan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 28 Agustus - 2 September 2018, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mematahkan dominasi UB yang sebelumnya telah menjadi juara umum enam kali.

Tim Pimnas 2018 UB Malang yang menjadi runner up setelah gelar juara umumnya direbut UGM, tiba di kampus dan diterima Rektor UB Prof Dr Nuhfil Hanani bersama jajaran Wakil Rektor (WR) dan beberapa dekan kampus itu, Senin (3/9/2018). 

UB yang menurunkan 25 tim itu meraih 21 medali, yakni empat emas, delapan perak dan sembilan perunggu. Sedangkan UGM meski hanya mengantongi 18 medali, namun tujuh di antaranya adalah emas.

Rektor UB Prof Nuhfil Hanani mengapresiasi  prestasi mahasiswanya yang berjuang di ajang Pimnas dan membawa gelar runner up.

"Meski tidak menjadi juara umum dan gelar juara umum enam kali itu harus lepas pada tahun ini, saya tidak kecewa, masih banyak kesempatan untuk mendulang prestasi di ajang yang lain," katanya.

Nuhfil mengatakan mungkin Tuhan berkehendak lain dan itu pasti ada hikmahnya.

"Kita tidak perlu meratapi kekalahan, dalam setiap kompetisi pasti ada menang dan ada kalah, kebetulan tahun ini kita belum bisa mempartahankan kembali gelar juara umum Pimnas," ucapnya.

Tidak perlu berkecil hati, ujarnya, karena berdasarkan ranking perguruan tinggi peraih medali internasional di Indonesia, UB menempati posisi ketiga setelah UI dan ITB.

Sementara itu, Wakil Rektor III UB Malang Prof Arief Prajitno dalam sambutan penyerahan tim Pimnas setelah berjuang di Yogyakarta menyampaikan permohonan maafnya karena tidak bisa mempertahankan torehan prestasi tertinggi sebagai juara umum Pimnas 2018.

 "Jujur saja kami kecewa dengan gagalnya kami mempertahankan gelar juara umum. Kalau kami melihat ada sistem penilaian yang berubah, namun tidak disampaikan kepada kami, bahkan kami mendengar ada kasak-kusuk `asal jangan UB` yang menang Pimnas 2018, ini yang membuat kami jadi bertanya-tanya," tuturnya sebagaimana dikutip Antara.

 Seharusnya, kata Arief, jika ada perubahan sistem penilaian dimusyawarahkan dengan wakil rektor III, faktanya, tidak ada rapat apapun, katanya. Ketika pembahasan sistem penilaian hanya dihadiri oleh Ketua dan Sekretaris Dewan juri.

 "Saya nilai ini ada keanehan. Namun demikian, apapun hasilnya sekarang, tahun depan harus kami rebut kembali gelar juara umum Pimnas," katanya. 

--- Simon Leya

Komentar