Breaking News

HUKUM Polisi Punya Bukti, 21 September Ratna Sarumpaet Sambangi Klinik Kecantikan Menteng 03 Oct 2018 13:53

Article image
Ratna Sarumpaet dijenguk Prabowo Subianto usai mengaku dianiaya orang tak dikenal di Bandung. (Foto: merdeka.com)
Bukti keberadaan Ratna klinik kecantikan adalah berupa buku tamu pasien dan keberadaannya yang terekam kamera CCTV rumah sakit.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Teka-teki soal benar tidaknya peristiwa penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet mulai terungkap. Pihak kepolisian sudah punya bukti bahwasanya Ratna berada di sebuah klinik kecantikan di Menteng, Jakarta Pusat, pada hari yang sama yang diklaim dianiaya orang tak dikenal di Bandung.

Hal ini disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta. Dikatakan Afinta, polisi telah mendapatkan bukti yang menunjukkan bahwa aktivis Ratna Sarumpaet berada di rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada 21 September.

Sebelumnya Ratna mengaku dikeroyok di Bandara Husein Sastranegara Bandung pada 21 September 2018 malam.

"Tim dapatkan info bahwa yang bersangkutan pada tanggal 21 September pukul 17.00 WIB beliau di Rumah Sakit Bina Estetika, Menteng. Kami sudah bertemu pihak RS dan mengecek. Ada dua keterangan yamg diberikan itu berbeda," ujar Nico di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018) seperti diberitakan kompas.com.

Bukti keberadaan Ratna klinik kecantikan adalah berupa buku tamu pasien dan keberadaannya yang terekam kamera CCTV rumah sakit. Menurut dia, Ratna berada di RS tersebut hingga tanggal 24 September 2018. Ratna meninggalkan RS pada pukul 21.00 WIB.

"Nah sebelumnya yang bersangkutan mendaftar terlebih dahulu pada tanggal 20 September 2018, barulah tanggal 21 September datang ke RS," ujar dia. Mengenai kabar yang beredar bahwa Ratna menjalani operasi plastik di rumah sakit tersebut, polisi belum dapat memastikan kebenarannya. Baca juga: Dedi Mulyadi Sarankan Kubu Prabowo Lapor Polisi soal Kasus Ratna Sarumpaet Kemudian, mengenai apakah foto wajah bengkak Ratna yang beredar di media sosial merupakan dampak operasi atau dampak pengeroyokan, polisi menyebut masih mendalami hal itu. "Apabila seseorang alami tindak pidana segera lapor agar kami menerima ini dengan cepat. Soalnya luka itu antara benda tajam, tumpul itu beda semua. Kami masih dalami," kata dia.

--- Simon Leya

Komentar