Breaking News

INTERNASIONAL Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping Bertemu di Tiongkok 15 May 2017 10:01

Article image
Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping berjabat tangan dalam pertemuan di Beijing. (Foto: Ist)
Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi dan Presiden Xi menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama yaitu implementasi kemitraan komprehensif strategis Indonesia-Tiongkok pada 2017-2021.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping dilakukan di East Hall, Great Hall of the People, Beijing, Tiongkok pada Minggu (14/5/2017).

Presiden Jokowi dalam kesempatan itu mengapresiasi inisiatif Tiongkok menyelenggarakan Belt and Road Forum for International Cooperation.

"Merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam Belt and Road Forum for International Cooperation," ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengatakan inisiatif Belt and Road akan lebih memperkokoh hubungan ekonomi antar kedua negara, terutama karena Indonesia memiliki fokus pada pembangunan infrastruktur, konektivitas dan poros maritim. 

"Dan pada kesempatan yang baik ini saya ingin memanfaatkan Konferensi Tingkat Tinggi Belt and Road Forum untuk  menciptakan momentum segar terutama untuk kerja sama RRT-Indonesia dalam rangka one belt one road," kata Presiden.

Seusai pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kepada jurnalis bahwa inisiatif belt and road berawal dari konsep "maritime silkroad" yang disampaikan Presiden Xi pada tahun 2013 di Indonesia.

“Presiden Jokowi mengatakkan bahwa beberapa proyek kemungkinan dapat dikerjasamakan dalam konteks inisiatif belt and road ini. Namun Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia terbuka bekerjasama dengan pihak manapun dengan prinsip-prinsip yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi rakyat, serta mengutamakan kerjasama yang sifatnya Public Private Partnership,” jelas Retno.

Retno juga menginformasikan tentang kerjasama di bidang kelapa sawit dalam pertemuan tersebut.

"Indonesia mendukung program mandatory biodiesel+5 yang dikembangkan di Tiongkok. Dengan program ini tentunya keperluan akan CPO akan meningkat dan Indonesia siap untuk memasok kebutuhan CPO ke Tiongkok lebih banyak," ungkap Retno. 

Menurut Retno, usulan Indonesia ini ditanggapi secara positif oleh Presiden Xi. Selain itu, Presiden Jokowi juga mengundang Presiden Xi untuk berinvestasi pada industri turunan dari CPO.

Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi dan Presiden Xi menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama yaitu implementasi kemitraan komprehensif strategis Indonesia-Tiongkok pada 2017-2021. Penandatanganan itu dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Menlu RRT Wang Yi.

Selain itu, penandatanganan dokumen kerja sama kedua yaitu Kerja Sama Ekonomi dan Teknik Tiongkok-Indonesia yang ditandatangani oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan.

Kemudian kerja sama ketiga yaitu fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditandatangani oleh Direktur Utama PT KCIC Hanggoro dengan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok Hu Huaibang dengan nilai komitmen kerja sama sebesar USD 4498 miliar.

Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Duta Besar Republik Indonesia untuk RRT Soegeng Rahardjo.

--- Redem Kono

Komentar