Breaking News

INTERNASIONAL Presiden Trump: Pasukan Terakhir AS di Afghanistan akan Ditarik Sebelum Natal 08 Oct 2020 12:26

Article image
Konvoi pasukan AS dalam sebuah patroli rutin di Herat, Afghanistan. (Foto: zeit.de)
Perundingan AS dan Taliban di Qatar pada 12 September silam menghasilkan kesepakatan damai untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama dua dekade di Afghanistan.

WASHINGTON DC, IndonesiaSatu.co Presiden AS Donald Trump merencanakan pemulangan pasukan AS yang masih berada di Afghanistan hingga Natal tahun ini.

Dilansir Zeit Online, Kamis (8/10/2020), hal tersebut diungkapkan Trump melalui akun Twitter dinasnya pada Rabu (7/10/2020).

“Kita harus berupaya memulangkan seluruh prajurit kita yang berani dalam tugasnya di Afghanistan selambat-lambatnya menjelang Natal nanti,” cuit Trump seperti dikutip dari Zeit Online.

Kementerian Pertahanan AS menyebutkan, jumlah prajurit AS di Hindukush yang saat ini berjumlah sekitar 8.600 orang akan dikurangi menjadi hanya 5000 orang pada awal November mendatang.

Sebelumnya direncanakan seluruh pasukan AS di Afghanistan akan ditarik secara bertahap hingga pertengahan 2021. Akan tetapi, beberapa pekan menjelang pilpres AS, Presiden Trump berjanji untuk mempercepat penarikan pasukan di Afghanistan, tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai alasannya.

AS mulai menempatkan kekuatan militernya dalam jumlah besar di Afghanistan sejak serangan teror World Trade Center AS yang mengguncang dunia pada 11 September 2001.

Pada Februari lalu AS mencapai kesepakatan dengan Milisi Taliban yang antara lain mengatur penarikan pasukan AS secara bertahap dari wilayah Afhganistan. Kesepakatan tersebut berhasil menurunkan aksi kekerasan secara signifikan Negara tersebut.

Perundingan AS dan Taliban di Qatar pada 12 September silam menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri secara damai konflik berdarah yang telah berlangsung selama dua dekade.

Meski demikian, kesepakatan tersebut belum berjalan sepenuhnya karena hingga kini Milisi Taliban masih kerap melakukan serangan dan aksi kekerasan yang menewaskan aparat keamanan maupun warga sipil.

--- Rikard Mosa Dhae