Breaking News

NASIONAL Putera Kartosuwiryo Berikrar Setia pada NKRI 13 Aug 2019 13:14

Article image
Sarjono Kartosuwiryo mencium bendera merah putih usai berikrar setia Pancasila dan NKRI di Jakarta, Selasa (13/8/2019). (Foto: ANTARA)
Menko Polhukam Wiranto menyampaikan rasa haru, sekaligus rasa bangganya terhadap para eks-Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII yang sadar bahwa persatuan dan kesatuan bangsa sangatlah penting.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Sarjono Kartosuwiryo, anak dari Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, membaca ikrar setia terhadap Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pembacaan ikrar berlangsung khidmat disaksikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Sebagaimana diketahui, Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo adalah tokoh utama Gerakan DI/TII yang hendak mendirikan Negara Islam Indonesia.

Diberitakan ANTARA, Sarjono memimpin pembacaan ikrar, diikuti sejumlah eks-Harokah Islam Indonesia, eks-DI/TII, dan eks Negara Islam Indonesia (NII) yang hadir pada kesempatan itu, di antaranya Aceng Mi'raj Mujahidin Sibaweh, yakni putra imam DI/TII terakhir, H Yudi Muhammad Aulia (cucu pendiri KH Yusuf Taujiri dan Prof Anwar Musaddad, pendiri DI/TII).

Kemudian, KH Dadang Fathurrahman, cucu dari Syaikhona Baddruzzaman yang merupakan guru Kartosuwiryo, Imam Sibaweh, Prof Mussadad, dan KH Yusuf Taujiri.

Setelah pembacaan ikrar, para eks-simpatisan Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII itu menandatangani ikrar, serta mencium Sang Saka Merah Putih.

Menko Polhukam Wiranto menyampaikan rasa haru, sekaligus rasa bangganya terhadap para eks-Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII yang sadar bahwa persatuan dan kesatuan bangsa sangatlah penting.

"Untuk itulah temen-temen telah berikrar, menandatangani ikrar, dan mencium bendera merah putih sebagai simbol bahwa mereka sadar satu-satunya ideologi di NKRI adalah Pancasila," katanya.

Wiranto juga menyampaikan apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo atas kesadaran, keikhlasan, dan kesediaan para eks-Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII untuk berikrar setia kepada Pancasila dan NKRI.

Hanya dengan persatuan dan kesatuan, kata Wiranto, bangsa Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain.

Sarjono Kartosuwiryo mengatakan perpecahan dan permusuhan hanya akan mengakibatkan kerugian, apalagi jika sampai terjadi pertumpahan darah.

Akan banyak anak yatim karena ditinggal mati orang tuanya, sehingga ia mengajak seluruh eks-Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII untuk kembali memperkokoh NKRI.

"Saya menerima akibat yang buruk dari perpecahan. Sekarang, orang-orang yang mengadakan perlawanan, apa pun bentuknya, akibatnya kan kepada anak dan keluarganya," katanya lagi.

--- Simon Leya

Komentar