Breaking News

ASURANSI Q1/2017, Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Tumbuh 16,4 Persen 14 Jun 2017 20:24

Article image
Ketua Umum AAJI, Hendrisman Rahim. (Foto: Ist)
AAJI mencatat, pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 47,5 persen dan berkontribusi sebesar 40,0 persen terhadap total premi.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Industri asuransi jiwa di Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan yang stabil di jalur positif dalam beberapa tahun terakhir. Catatan pertumbuhan pendapat terjaga di kisaran 10 – 30 persen. Terlihat di kuartal pertama 2017, pertumbuhan pendapatan industri asuransi jiwa yang tergabung dalam Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) tercatat sebesar 16,4 persen, tumbuh dari Rp48,94 triliun di kuartal pertama 2016 menjadi Rp56,96 triliun di kuartal pertama tahun ini.

“Total pendapatan premi merupakan kontributor terbanyak atas total pendapatan industri asuransi jiwa, yakni sebesar 75,8 persen,” kata Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim saat jumpa pers di kantor AAJI Jakarta, (14/6/2017).

Hendrisman menguraikan, total pendapatan premi di kuartal pertama 2017 tercatat sebesar Rp43,17 triliun. Meningkat 25,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp34,40 triliun. Total premi bisnis baru naik 34,9 persen, dari Rp19,13 triliun di kuartal pertama 2016 menjadi Rp25,79 triliun di kuartal pertama 2017. Sementara itu total premi lanjutan di kuartal pertama 2017 tercatat sebesar Rp17,38 triliun, tumbuh 13,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp15,28 triliun.

“AAJI mencatat, pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 47,5 persen dan berkontribusi sebesar 40,0 persen terhadap total premi,” jelas Hendrisman. Lebih lanjut ditambahkan bahwa saluran keagenan mengalami pertumbuhan sebesar 11,9 persen dengan kontribusi 39,2 persen, Kemudian saluran distribusi alternatif meningkat 18,6 persen dan berkontribusi sebesar 20,9 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga AAJI Christine Setyabudhi mengatakan bahwa pada kuartal pertama 2017, total klaim dan manfaat meningkat 11,6 persen Rp21,55 triliun di kuartal pertama 2016 menjadi Rp24,05 triliun pada periode yang sama tahun ini.

“Klaim nilai tebus (surrender) meningkat sebesar 23,6 persen yakni dari Rp10,74 triliun di kuartal pertama tahun sebelumnya, menjadi sebesar Rp13,27 triliun di kuartal pertama tahun ini. Klaim ini memiliki proporsi terbesar di dalam pembayaran klaim dan manfaat, yakni sebesar 55,2 persen. Peningkatan ini diperkirakan terjadi karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Sementara itu klaim penarikan sebagian (partial withdrawal) juga mengalami pertumbuhan,  yakni meningkat sebesar 16,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016, menjadi Rp3,86 triliun dan berkontribusi sebesar 16,0 persen dari total klaim. Sedangkan  klaim kesehatan (medical) pada kuartal pertama tahun ini tercatat Rp2,19 triliun, turun 20,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,74 triliun.

“Dari jumlah itu, sekitar 52,0 persen merupakan klaim asuransi kesehatan kumpulan dan sisanya sebesar 48,0 persen berasal dari klaim asuransi kesehatan perorangan,” jelas Christine.

Terkait investasi, Hendrisman lebih lanjut menjelaskan bahwa jumlah investasi  pada kuartal pertama 2017, mengalami peningkatan sebesar 21,3 persen yakni dari Rp346,79 triliun di kuartal pertama 2016 menjadi Rp420,82 triliun di kuartal pertama tahun ini.  Kenaikan investasi ini merupakan kontributor utama dari kenaikan pada total aset sebesar 19,8 persen menjadi  Rp475,75 triliun. Pada periode yang sama tahun 2016, total aset industri asuransi jiwa tercatat sebesar Rp397,25 triliun.

Menurut Hendrisman, berdasarkan pencapaian pertumbuhan ini, jelas terlihat bahwa industri asuransi asuransi jiwa terus tumbuh. Hal ini tercapai berkat komitmen para anggota dan peningkatan literasi yang terus digalakkan terhadap masyarakat Indonesia. “Kami optimistis kinerja industri asuransi jiwa akan meningkat signifikan di sepanjang tahun 2017 ini,” tandasnya.

Mengenai jumlah tertanggung, menurut Kepala Departemen Hubungan Antar Lembaga AAJI Nelly Husnayati, total tertanggung industri asuransi jiwa pada kuartal pertama 2017, mencatat pertumbuhan 7,0 persen menjadi 59.207.174 orang. Peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan total tertanggung kumpulan meningkat 11,9 persen atau sebanyak 41.694.921 orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebesar sebanyak 37.264.459 orang.

“Berdasarkan catatan kami, pertumbuhan selama dua tahun terakhir, jumlah tertanggung dalam periode awal tahun 2016 dan 2017 mengalami pertumbuhan adalah rata-rata sebesar 4,1 persen,” kata Nelly. Menurutnya, pertumbuhan total tertanggung ini, menandakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi dan pemahaman tujuan berasuransi untuk jangka panjang sudah mulai semakin meningkat.

Terkait tenaga pemasar berlisensi, Nelly menjelaskan bahwa jumlah tenaga pemasar asuransi jiwa pada kuartal pertama tahun ini 566.356 orang. Jumlahnya meningkat 15,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2016 sebanyak 491.566 orang. “Dari jumlah tenaga pemasar itu, 90,9 persen berasal dari saluran keagenan,” tambah Nelly. Pada kuartal pertama ini jumlah agen tercatat sebanyak 514.906, jumlah pemasar bancassurance 26.880 orang, dan jumlah pemasar dari saluran alternatif  24.570 orang.

--- Sandy Javia

Komentar