Breaking News

HUKUM Respon Aduan Garda NTT Terkait Kematian Ansel Wora, Itwasum Polri Janji Awasi Proses Hukum 20 Feb 2020 12:18

Article image
Garda NTT berpose bersama Itwasum Wilayah V Mabes Polri, Kombes Pol. Sam Yulianus Kawengan, di ruang kerjanya. (Foto: Dok. Garda NTT)
"Kalian datang kepada orang yang tepat. Saya akan terus memonitor kasus ini," komit Kombes Pol. Sam Yulianus.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) kembali mendatangi markas besar kepolisian Republik Indonesia terkait lambannya proses pengusutan kasus kematian Anselmus Wora sejak kejadian tanggal 31 Oktober 2019 lalu.

Beberapa hari usai menggelar aksi di depan Mabes Polri, Garda NTT kembali  membuat pengaduan ke Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Kepolisian Republik Indonesia, dilengkapi dengan data-data kronologis kematian korban.

Sekjen Garda NTT, Marlin Bato dalam pengantar dialog dengan Itwasum Polri, Kombes Pol Sam Yulianus Kawengan, meminta Mabes Polri untuk memberi atensi khusus terkait kasus kematian alm. Ansel Wora. Sebab, menurut Marlin, semakin lamban proses pengungkapan kasus ini, justru semakin membuat masyarakat resah karena pelaku pembunuhan masih berkeliaran dan belum ditangkap hingga kini.

"Hal ini tentu membuat masyarakat saling curiga antara satu dengan yang lain. Kami minta Bapak Itwasum Mabes Polri memberi atensi khusus. Karena masyarakat mulai resah dan saling curiga, bahkan belum ada pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka," ujarnya, Selasa, (18/02/20)

Sementara itu, Ketua Umum Garda NTT Yons Ebit mengemukakan pandangan yang sama terkait penanganan proses perkara Ansel Wora yang diduga dibunuh. Menurutnya, suasana kebatinan masyarakat tidak kondusif.

"Ada ketakutan publik jika kasus ini tidak segera diselesaikan. Namun kami tetap mendukung kerja-kerja aparat kepolisian, sehingga kasus ini dapat segera diambil alih oleh Mabes Polri," kata Ebit.

Ia menilai, suasana sosial dan kebatinan masyarakat di NTT khususnya di Ende berpotensi menimbulkan konfilik-konflik horizontal jika kasus ini tidak segera diungkap tuntas.

Hal senada diutarakan koordinator aksi Garda NTT, Kristoforus Nusa. Baginya kasus tersebut sangat miris dan berlarut-larut. Bahkan hingga kini, setelah diambil alih Wadireskrimum Polda NTT, Anton Christian Nugroho, pun kasus ini tidak ada perkembangan.

"Kami merasa miris dengan proses pengungkapan kasus ini. Sudah ditangani polda NTT tetapi berjalan di tempat meskipun statusnya sudah ke tahap penyidikan. Kami, keluarga, dan masyarakat diaspora mulai menganalisa sendiri, ada apa yang terjadi terkait kasus ini," ujarnya.

Respon Itwasum Polri

Itwasum Polri Wilayah V, Kombes Pol. Sam Yulianus Kawengan saat mendengar pengaduan Garda NTT langsung merespon cepat dengan menelepon Wadireskrimum Polda NTT, Anto Christian Nugroho melalui ponsel pribadinya.

Dirinya meminta kasus ini ditangani dengan serius. Kepada Kombes Sam, Wadir Anton menjelaskan dirinya menangani langsung kasus ini.

Dia mengatakan, pengusutan kasus kematian dipastikan tetap berjalan, namun perlu ekstra hati-hati sehingga prosesnya agak lamban. Kendati lamban, Wadir Anton berjanji, akan terus mendalami siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan Anselmus Wora.

Dia mengakui, memang tidak mudah mengungkap kasus ini karena berbagai faktor. Menurut dia, kasus ini juga berpotensi adanya saling keterkaitan sehingga proses penyidikan kasus ini beserta otopsi belum bisa dipublikasikan.

Kepada Wadireskrimum Anton, Kombes Sam Yulianus meminta agar proses pengungkapan kasus ini dipercepat agar tidak menimbulkan keresahan.

"Saya minta Pak Anton yang awasi langsung. Jadi saya monitor dari Mabes. Jangan ada kesan tidak ditangani nanti. Serius ya, tangani ya. Coba orang-orangnya (pihak keluarga) dipanggil dan dijelaskan baik-baik, diberi keyakinan bahwa ini penanganan serius. Biar tidak usah sampai ke Mabes sini. Saya di sini mengawasi," tegas Kombes Sam sambil menutup telepon.

Sementara itu, saat mendengarkan pemaparan tim Advokasi Garda NTT dan penjelasan dari Wadir Anton, Kombes Pol. Sam Yulianus mengatakan bahwa Garda NTT datang melapor ke orang yang tepat. Karena itu, dia berjanji akan terus memonitor kasus ini hingga tuntas.

"Kalian datang kepada orang yang tepat. Saya akan terus memonitor kasus ini. Jadi, cuma karena berhati-hati saja. Karena ada berbagai faktor. Kalian sudah dengar sendiri. Tapi saya tetap monitor kasus ini," komitnya.

Mengakhiri pertemuan dengan pihak Garda NTT, Kombes Sam Yulianus mengaku pernah tinggal lama dan paham betul karakter masyarakat NTT. Bahkan tradisi dan kebiasaan masyarakat NTT dia ikuti betul. Sehingga dalam pertemuan tersebut dia kerap menggunakan logat Kupang dan diakhiri dengan foto bersama dan cium hidung sebagaimana tradisi masyarakat Sabu-Rote di NTT.

--- Guche Montero

Komentar