Breaking News

HUKUM Sandingkan Foto Natalius Pigai dan Gorila, Pendukung Jokowi Dikritik 25 Jan 2021 13:52

Article image
Mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) asal Papua, Natalius Pigai. (Foto: detik.com)
Ketua Umum Pemuda Batak Bersatu, Lambok Fernando Sihombing, menyatakan mengutuk keras pernyataan yang diduga dari akun Ambroncius tersebut.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Seorang relawan pendukung Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, dikritik berbagai kalangan karena mengunggah konten bernuansa rasis terhadap mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) asal Papua, Natalius Pigai.

Perilaku rasis tersebut dilakukan relawan Jokowi-Ma’ruf Amin bernama Ambrocius Nababan. Dalam salah satu status di media sosial Facebook, Ambroncius mengunggah foto Natalius Pigai dan menyandingkannya dengan foto gorila.

Aksi Ambrocius diduga dilatari oleh kekesalannya terhadap Pigai yang mengatakan bahwa menolak vaksinasi Covid-19 adalah hal setiap warga negara.

Berikut ini kata-kata rasis yang diunggah Ambrocius Nababan: "Mohon maaf yg sebesar-besar nya. Vaksin sinovac itu dibuat utk MANUSIA bukan utk GORILLA apalagi KADAL GURUN. Karena menurut UU Gorilla dan kadal gurun tidak perlu di vaksin. Faham?"

Unggahan Ambrocius tentu saja dikritik warganet. Ada yang membalas mengunggah gambar Ambroncius berfoto bersanding dengan Presiden  Jokowi mengenakan kemeja kotak-kotak merah.

Seperti diberitakan Tempo.co, pada Pemilu 2014, Ambroncius menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Hanura. Pria kelahiran Taruntung, 5 Juli 1957 ini maju dari daerah pemilihan Bali. Pada Pemilu 2019, ia kembali maju tetapi dari dapil Papua.

Ketua Umum Pemuda Batak Bersatu, Lambok Fernando Sihombing, menyatakan mengutuk keras pernyataan yang diduga dari akun Ambroncius tersebut. Lambok mengatakan isi unggahan itu merupakan sikap pribadi Ambroncius.

"Kami juga meminta kepada Ambroncius Nababan untuk segera melakukan permohonan maaf secara terbuka karena statement Saudara tersebut bisa mencederai kerukunan orang Batak dan Papua," kata Lambok melalui video yang ditautkan di akun Facebook Pemuda Batak Bersatu, Senin (25/1/2021).

Meski begitu, Lambok mengatakan ia tak tahu apakah akun tersebut benar milik Ambroncius atau sedang diretas. Dia pun meminta Ambroncius segera mengklarifikasi hal ini.

"Kami juga meminta kepada pihak Kepolisian untuk segera mencari tahu kondisi status dari Facebook tersebut," kata dia.

Lambok pun menyampaikan permintaan maafnya mewakili orang Batak kepada masyarakat Papua. Ia meminta masyarakat Papua tak terprovokasi dan tersulut emosi dengan unggahan-unggahan di media sosial yang berpotensi memecah belah.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD lewat akun Twitternya mencuit, "Kalau Anda tak suka dengan statement atau tudingan seseorang yang Anda anggap ngaco, tak usahlah menghinanya dengan cacian atau gambar hewan. Diamkan saja," tulis Mahfud pada 24 Januari 2021.

Mahfud menyinggung ungkapan "tarkul jawaab alal jaahil jawaabun" yang menurut dia berarti "tidak menjawab statement atau tudingan orang dungu adalah jawaban terhadap orang dungu tersebut." Meski tak menyebutkan konteks yang ia maksud, sejumlah warganet mengaitkan cuitan itu dengan ujaran rasisme oleh Ambroncius Nababan terhadap Natalius Pigai.

--- Simon Leya

Komentar