Breaking News

POLITIK Soal “Unicorn”, Prabowo Dinilai tidak Memahami Realitas Kompetisi Antarbangsa 18 Feb 2019 10:56

Article image
Debat Capres kedua yang diselenggarakan KPU di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam. (Foto: Tribun News)
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menilai, dalam setiap persoalan Prabowo memiliki kekhawatiran berlebihan terhadap segala sesuatu terkait dengan luar negeri.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co – Satu materi debat capres kedua yang kini sedang viral di media mainstream maupun media sosial adalah istilah “unicorn”. Istilah tersebut mengemuka dalam pertanyaan yang diajukan capres petahana Joko Widodo kepada capres Prabowo Subianto.

"Infrastruktur apa yang akan bapak bangun untuk dukung pengembangan unicorn-unicorn di Indonesia?" tanya Jokowi kepada Prabowo dalam debat.

Mendapat jawaban itu, Prabowo terkesan kurang siap.

"Yang bapak masuk unicorn? unicorn? Yang apa itu online-online itu?," ujarnya.

Menurut Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, Prabowo gagal memahami substansi pertanyaan  Capres 01 Joko Widodo soal unicorn.

Ia mengatakan hal itu, menanggapi jalannya Debat Capres kedua yang diselenggarakan KPU di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.
"Pertanyaan tersebut, ternyata gagal dipahami oleh Pak Prabowo," kata Hasto di Jakarta, Minggu (17/2/2019 malam.

Ia menilai, dalam setiap persoalan Prabowo memiliki kekhawatiran berlebihan terhadap segala sesuatu terkait dengan luar negeri.

"Namun sangat disayangkan, Prabowo tidak memahami realitas kompetisi antarbangsa, sehingga persoalan infrastruktur kebijakan untuk unicorn gagal dipahami," katanya.

Menurut Hasto, dengan gagal pahamnya Prabowo terhadap "unicorn" maka para pemuda Indonesia, khususnya generasi milenial, akan memertanyakan komitmen dan visi-misi Prabowo terhadap pengembangan teknologi informasi sebagai syarat penting kemajuan bangsa. 

"Pak Prabowo melihat pengembangan teknologi informasi dalam persektif pesimis. Padahal, pemimpin harus mencari peluang dan menjawab tantangan, termasuk bagaimana melakukan terobosan untuk merebut masa depan," katanya.

Ia menambahkan, kebijakan industri 4.0 pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia membuat prestasi yang membanggakan di mana dari tujuh "unicorn" di Asia, empat di antaranya berasal dari Indonesia.

"Generasi milenial adalah generasi digital, berpandangan luas, dan teknologi informasi menjadi menu sehari-hari," katanya.

Sementara itu, Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade berargumentasi, pertanyaan soal unicorn itu justru melenceng dari tema debat. Menurutnya, persoalan industri 4.0 tak masuk dalam materi debat kedua. 

"Pak Prabowo tentu mengerti soal itu. Tapi hari itu kan debatnya temanya beda. Industri digital nggak dibahas, bukan tema debat," ujar Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, kepada wartawan, Senin (18/2/2019). 

"Jadi bukannya Pak Prabowo nggak paham, bukannya Pak Prabowo gagap unicorn," katanya. 

Dengan pertanyaan substansif Joko Widodo yang sangat menohok terkait unicorn tersebut, menurut Hasto, dipastikan preferensi para pemuda, generasi milenial, dan mereka yang masih ragu-ragu, akan dipastikan bergeser kepada capres Jokowi.

--- Simon Leya

Komentar